disebutnya syntactic foam, tetapi dengan sifat mekanik yang jauh lebih baik

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan bahan polimer komposit ringan hybrid syntactic foam untuk komponen pesawat nirawak (drone) dan alat transportasi.

"Polimer komposit hybrid syntactic foam adalah jenis material komposit ringan terdiri dari matriks polimer yang diisi dengan mikrosfer berongga, berupa partikel kecil berisi gas atau udara," kata Peneliti Pusat Riset Teknologi Polimer BRIN Jayatin melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, mikrosfer itu bisa terbuat dari kaca, keramik, atau plastik, dan memberikan struktur seperti busa atau foam. "Makanya disebutnya syntactic foam, tetapi dengan sifat mekanik yang jauh lebih baik," katanya.

Jayatin memaparkan perkembangan aplikasi bahan tersebut meluas karena sifatnya ringan dan kuat, sehingga banyak juga digunakan pada bidang kedirgantaraan untuk pesawat udara.

Baca juga: Impack Pratama Mulai Konstruksi Lembaga Pelatihan Polimer Bersertifikasi Pertama di Indonesia

Baca juga: BRIN kembangkan bambu komposit untuk furnitur dan komponen bangunan

Menurutnya, keunggulan dari polimer komposit hybrid syntactic foam di antaranya memiliki berat jenis yang rendah, ketahanan tekan yang tinggi stabil secara termal dan kimia.

"Bisa disesuaikan untuk kombinasi kekuatan dan ringan tertentu, dengan melakukan formulasi-formulasi berapa persen, mikrosfer apa yang harus ditambahkan, dan lain-lain. Sehingga, kita bisa mendapatkan berat jenis maupun kekuatan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan," tambahnya.

Jayatin menjelaskan pengembangan komposit ringan hybrid syntactic foam untuk komponen drone dan alat transportasi menjadi penting, sebab material yang ringan dan kuat merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan drone juga untuk alat transportasi.

Dengan bahan yang ringan, kuat, dan produktivitas panas yang rendah, bahan ini diharapkan akan memberikan peningkatan di bidang efisiensi energi dan juga kenyamanan.

"Drone yang lebih ringan akan meningkatkan daya jelajah dan kemampuan manuver yang sangat dibutuhkan untuk keperluan sipil, seperti untuk pemetaan wilayah, mendukung industri pertanian, pemupukan, dan lain-lain," ungkapnya.

Baca juga: Peneliti Unpad ciptakan reagen transfeksi dari polimer

Baca juga: Teknologi BRIN ubah limbah kayu jadi produk komposit ramah lingkungan

Jayatin juga menjelaskan polimer komposit hybrid syntactic foam dapat diaplikasikan untuk pengembangan turbin angin yang di pasang terapung di pantai atau floating wind platform.

Ia menilai floating wind platform sangat menarik untuk dapat dikembangkan di Indonesia, karena wilayah Indonesia kebanyakan adalah laut, dengan garis pantai yang panjang, yang berasal dari berbagai pulau.

"Ini yang saya rasa di Indonesia belum ada, dan kalau ada yang tertarik bisa kita kembangkan bersama-sama untuk pengembangan floating wind platform atau turbin angin yang di-install di pantai," ucap Jayatin.

Baca juga: Guru besar UI: Indonesia memiliki potensi pengembangan komposit hijau

Baca juga: BRIN bangun empat unit rumah komposit tahan gempa pada 2021

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.