Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Khoirudin mengatakan mengamen menggunakan instrumen budaya seperti ondel-ondel itu sama saja merendahkan pemilik budaya itu sendiri.

"Mengamen saja sudah melanggar peraturan daerah (perda). Apalagi menggunakan instrumen budaya dan adat untuk mengamen itu merendahkan budaya Betawi," kata Khoirudin di Jakarta, Selasa, saat menanggapi penggunaan ondel-ondel untuk mengamen.

Khoirudin mengatakan bahwa larangan penggunaan ondel-ondel untuk mengamen yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sudah tepat dan patut didukung.

Sebab kata Khoirudin, semua daerah yang memiliki budaya dan adat kemudian digunakan sebagai alat mengamen pasti tidak berkenaan.

"Saya setuju dengan gubernur, agar tidak menggunakan ondel-ondel dan yang lainnya untuk mengamen," ujarnya.

Baca juga: Perda larangan ondel-ondel ngamen ditargetkan rampung sebelum HUT DKI

Baca juga: Sejarah ondel-ondel sebagai warisan budaya Jakarta yang terus hidup

Khoirudin menyatakan bahwa DPRD menunggu draf perda terkait larangan penggunaan ondel-ondel untuk alat mengamen yang telah dibahas oleh para praktisi.

Ia memastikan, ketika draf tersebut masuk ke DPRD akan dibahas dengan cepat agar peraturan itu segera ditegakkan di DKI Jakarta.

"Kita di DPRD sedang menunggu saja usulan draf yang dibuat oleh para praktisi Betawi, Bamus Betawi dan lainnya yang sudah berkali-kali melakukan 'workshop', diskusi, seminar untuk persiapan perda dan setelah draf selesai akan kita bahas secepatnya," katanya.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Jakarta akan mendorong pembentukan regulasi atau undang-undang yang mengatur pelestarian ondel-ondel sebagai warisan budaya Betawi.

Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta agar ondel-ondel tak lagi digunakan untuk mengamen di jalanan.

Baca juga: Pramono minta rumah sakit yang akan dibangun gunakan nama tokoh Betawi

Baca juga: Pramono minta ondel-ondel tak digunakan untuk mengamen

“Sekarang ini saya akan meminta ondel-ondel bukan untuk di jalanan. Tapi, merupakan bagian dari budaya utama Betawi,” kata Pramono saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5).

Menurut Pramono, ondel-ondel merupakan salah satu warisan budaya yang dinamis dan tidak seharusnya dianggap remeh.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan dukungan dan ruang agar seniman ondel-ondel bisa tampil secara layak.

Sejauh ini terdapat 42 sanggar ondel-ondel di Jakarta yang kini tengah diperhatikan secara khusus oleh Pemprov DKI Jakarta.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.