Langkah cepat ini dari tim gabungan yang terdiri atas Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan damkar
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai respons cepat pemerintah daerah bersama tim gabungan menjadi kunci dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meluas pada transisi musim kering medio Juni-Juli 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa repons cepat sebagaimana yang dilakukan tim pemadam gabungan mengendalikan karhutla di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Karhutla melanda wilayah perbukitan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota pada Senin (9/6), dan bisa segera dipadamkan meskipun terkendala oleh kondisi geografis berbukit terjal bebatuan dan yang berbahaya bagi personel tim pemadam.
"Padam sekitar dua hektare lahan yang terbakar," kata dia, seraya menambahkan hal serupa juga pada dilakukan dalam pengendalian karhutla di Kabupaten Toba, Sumatera Utara dengan luas terbakar mencapai 10 hektare.
Baca juga: BPBD Kalbar: Karhutla meluas di jalur menuju Bandara Singkawang
"Langkah cepat ini dari tim gabungan yang terdiri atas Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan damkar - masyarakat setempat," kata dia menekankan.
BNPB terus mendorong peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi karhutla di bawah kendali pemerintah daerah, termasuk melalui patroli terpadu, deteksi dini titik panas, dan edukasi masyarakat.
BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar serta segera melaporkan jika menemukan titik api agar pemadaman dapat dilakukan sedini mungkin.
Menurut Abdul, kesiapsiagaan atau upaya mitigasi perlu diperkuat, termasuk pelibatan aktif masyarakat di daerah rawan penting karena karhutla masih berpotensi meningkat dasarian ketiga Juni - sampai dengan puncak kemarau Juli-Agustus.
Baca juga: Kualitas udara di sejumlah kota di Kanada memburuk imbas asap karhutla
Data Kementerian Kehutanan mencatat sampai dengan Kamis (22/4) total luasan karhutla nasional sudah sebesar 3.207 hektare, dengan rincian 1.227 hektare di lahan gambut dan 1.980 hektare di tanah mineral.
Tiga provinsi dengan luas karhutla terbesar adalah Riau (699 hektare), Kalimantan Barat (494 hektare), dan Aceh (296 hektare).
Adapun jumlah titik panas api berdasarkan satelit Terra/Aqua (MODIS NASA) pada periode 1 Januari hingga 30 Mei 2025 tercatat 244 titik atau turun 55,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 550 titik.
Baca juga: Menhut paparkan penurunan signifikan karhutla nasional
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.