Markas PBB, New York (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (9/6) menyerukan upaya untuk meningkatkan rasa saling pengertian dan solidaritas global melalui dialog.
Ia menyampaikan seruan tersebut pada acara peringatan satu tahun Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban (International Day for Dialogue among Civilizations).
Saat ini, misi tersebut lebih mendesak dari sebelumnya, kata Guterres dalam sebuah dialog tematik untuk menandai peringatan satu tahun hari internasional tersebut.
"PBB dibangun di atas keyakinan fundamental, yakni dialog adalah jalan menuju perdamaian. Pada peringatan Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban yang pertama ini, kami merayakan keyakinan tersebut dan keragaman peradaban yang kaya sebagai kekuatan untuk mendorong rasa saling pengertian dan solidaritas global," ujar Guterres.
Ketika dialog tidak ada, kata dia, ketidaktahuan akan mengisi kekosongan itu.
"Di seluruh dunia, kita mendengar meningkatnya suara-suara intoleransi dan xenofobia, yang diperparah oleh informasi yang keliru dan ujaran kebencian secara daring (online). Di dunia kita yang terpecah belah ini, dialog bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk membangun jembatan pengertian dan kepercayaan," katanya.
Guterres menyebut hari internasional tersebut merupakan seruan untuk bertindak, untuk mendengarkan, untuk berbicara serta untuk terhubung.
"Mari kita jawab kebencian dengan kemanusiaan. Mari kita dengarkan dengan hati dan pikiran terbuka. Mari kita pilih dialog alih-alih perpecahan dan mari kita berjuang untuk menjadi satu keluarga manusia, kaya akan keberagaman, bersatu dalam solidaritas serta setara dalam martabat dan hak asasi manusia," ujarnya.
Diusulkan oleh China dan disponsori bersama oleh lebih dari 80 negara, sebuah resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB tahun lalu menetapkan 10 Juni sebagai Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban.
Acara pada Senin itu diselenggarakan oleh perwakilan tetap China, Mesir, Peru, Spanyol, dan Uzbekistan untuk PBB serta Aliansi Peradaban PBB.
Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang dalam pidatonya mengatakan bahwa keberagaman merupakan hal utama yang membentuk peradaban manusia dan bahwa dialog sangat penting di antara peradaban.
Yang mengatakan planet ini adalah rumah bagi 8 miliar orang, yang terdiri atas 5.000 lebih kelompok etnis yang berbicara dalam 7.000 lebih bahasa seraya menyebutkan bahwa dengan keragaman yang melimpah serta banyaknya suara dan kebutuhan, rasa saling menghormati dan dialog sangatlah penting.
"Kita harus memperkuat ikatan dan nilai-nilai bersama yang mendorong kemajuan manusia dan mendukung perdamaian. Mari kita rayakan kesatuan dan keberagaman peradaban serta mendorong toleransi, dialog, dan inklusivitas demi dunia yang lebih baik bagi semua," tuturnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.