Dengan menyatukan nilai spiritual semua keyakinan, para pemuka agama dapat menjadi agen perubahan yang melindungi hutan demi generasi mendatang
Jakarta (ANTARA) - Organisasi gerakan global lintas agama Indonesia/Interfaith Rainforest Initiative (IRI) bersama sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah nasional mengajak para pemuka agama untuk mengambil peran aktif dalam pelestarian hutan tropis melalui kolaborasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai spiritualitas.
"Dengan menyatukan nilai spiritual semua keyakinan, para pemuka agama dapat menjadi agen perubahan yang melindungi hutan demi generasi mendatang," kata National Facilitator IRI Hayu Prabowo dalam acara pembekalan ilmiah pemuka agama dan komunitas keagamaan tentang hutan, manusia dan bumi di Jakarta, Rabu.
Pelatihan tersebut diikuti 450 pemuka agama dari berbagai wilayah di Indonesia yang difasilitasi Kementerian Kehutanan (Kemhut), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geogfisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan CIFOR-ICRAF, sebagai upaya meningkatkan kapasitas pemuka agama dalam menyampaikan isu deforestasi dan perubahan iklim secara ilmiah dan kontekstual.
Baca juga: Pemuka agama diberi pelatihan soal dukungan konservasi hutan
Hayu menekankan setiap pohon yang hilang bukan sekadar kehilangan fisik, tetapi juga membuka peluang terjadinya bencana ekologis yang paling dirasakan oleh masyarakat rentan, terutama mereka yang menggantungkan hidup pada hutan.
Ia juga mengingatkan Indonesia masih menghadapi tantangan besar berupa deforestasi dan degradasi hutan.
Berdasarkan data Global Forest Watch, antara 2002 hingga 2023 Indonesia kehilangan sekitar 10,5 juta hektare hutan tropis primer atau setara 11 persen dari luas hutan pada 2001.
"Aktivitas manusia seperti pembalakan liar, ekspansi lahan pertanian, pertambangan, hingga pembangunan infrastruktur menjadi penyebab utama deforestasi yang berdampak pada krisis iklim, gangguan siklus air, dan bencana alam," ujarnya.
Baca juga: Koalisi ajak tokoh agama sosialisasikan pentingnya RUU Masyarakat Adat
Dalam konteks tersebut, kata dia, organisasi keagamaan atau Faith-Based Organizations (FBO) memiliki peran strategis sebagai jembatan antara komunitas dengan isu lingkungan.
Hayu menyebutkan sebagai pemimpin moral, para pemuka agama memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan dan perilaku umat di wilayahnya di seluruh Indonesia.
"Dengan pendekatan lintas agama dan lintas disiplin, kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga hutan adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral terhadap ciptaan Tuhan," ujar Hayu.
Baca juga: Kemenag dukung inovasi hutan wakaf
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.