Tokyo (ANTARA) - Amerika Serikat dan China telah mengadakan pembicaraan dagang tingkat tinggi yang "produktif" selama dua hari dan akan berlanjut ke hari ketiga, kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Selasa.

Pembahasan para delegasi kedua negara ini berfokus pada pelonggaran kontrol ekspor di sektor-sektor krusial.

Bessent mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan tersebut masih berlangsung, dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick serta Perwakilan Dagang Jamieson Greer akan tetap di London untuk melanjutkan pembicaraan "sesuai kebutuhan dengan delegasi China".

Bessent yang merupakan tokoh kunci dalam perundingan tarif Presiden Donald Trump, menyampaikan bahwa dia harus kembali ke Washington untuk memberikan kesaksian di hadapan Kongres, Rabu.

Pembicaraan panjang yang dilakukan tiga pejabat AS dengan delegasi China, yang dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng yang merupakan pengawas urusan ekonomi China itu terjadi setelah Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping melakukan percakapan melalui telepon pekan lalu.

Baca juga: Saham AS melemah seusai Trump tuduh China langgar perjanjian dagang

Percakapan kedua presiden selama 90 menit pada Kamis lalu merupakan komunikasi langsung pertama mereka sejak pelantikan Trump Januari lalu.

Panggilan telepon tersebut berlangsung setelah Washington dan Beijing saling melemparkan sindiran selama beberapa hari terkait dugaan pelanggaran terhadap kesepakatan dagang awal yang dicapai kedua pihak pada pertengahan Mei di Jenewa.

Pertemuan tingkat tinggi kedua ini diyakini berfokus pada upaya meredakan beberapa sengketa, khususnya terkait isu pembatasan ekspor.

Menjelang pembicaraan itu, pemerintahan Trump menyatakan kekecewaannya atas lambatnya pencabutan kontrol ekspor oleh China terhadap logam tanah jarang (rare earth) yang digunakan dalam produk teknologi tinggi, serta mengkritik Beijing karena dianggap gagal mematuhi ketentuan dalam kesepakatan dagang.

Sementara itu, China menuduh pemerintahan Trump memberlakukan pembatasan ekspor terhadap barang-barang seperti semikonduktor, meskipun dalam kesepakatan tersebut kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu telah menyepakati gencatan senjata selama 90 hari dalam perang dagang mereka, dan berkomitmen untuk mengurangi tarif tiga digit yang diterapkan masing-masing pihak.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: Beijing sebut masalah fentanil dapat ganggu dialog tarif China-AS

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.