Fenomena ini dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia bagian barat Bengkulu, kondisi tersebut dapat memicu peningkatan intensitas hujan, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah perairan sekitar
Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah pegunungan Provinsi Bengkulu agar waspada karena potensi kecepatan angin diprediksi mencapai 35 knots.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Diah Rizky di Kota Bengkulu, Rabu, menyebut daerah pegunungan di Bengkulu, selain diprediksi memiliki kecepatan angin mencapai 35 knots, juga ada potensi hujan dalam beberapa hari ke depan.
Untuk wilayah pegunungan di Provinsi Bengkulu tersebut, kata dia, meliputi Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong.
"Fenomena ini dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia bagian barat Bengkulu, kondisi tersebut dapat memicu peningkatan intensitas hujan, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah perairan sekitar," ujar dia.
Baca juga: Rabu, BMKG: Waspada potensi hujan hingga awan tebal di kota besar RI
Berdasarkan hasil pemantauan cuaca terkini, lanjutnya, wilayah pegunungan di Provinsi Bengkulu diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai dengan angin kencang.
Sedangkan untuk wilayah pesisir Provinsi Bengkulu, seperti Kota Bengkulu, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Kemudian, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur, kata dia, juga diimbau agar tetap waspada terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai ketinggian maksimal hingga 3,5 meter yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran dan perikanan laut.
Baca juga: BMKG: Waspada curah hujan tinggi pada tiga kabupaten di Jawa Tengah
Oleh karena itu Diah mengimbau kepada seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dan menghindari aktivitas di luar ruangan saat terjadi cuaca ekstrem.
Sementara itu terkait dengan suhu panas yang terjadi beberapa waktu lalu, menurut dia, disebabkan karena adanya penguapan yang sangat besar karena akumulasi energi matahari langsung dan energi panas di permukaan bumi, sehingga suhu di permukaan menjadi tinggi.
"Dan pada saat pagi menjelang siang citra awan di angkasa sangat sedikit, sehingga sinar matahari langsung menyinari bumi tanpa hambatan," kata Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar menambahkan.
Baca juga: BMKG: Aktivitas Megathrust picu gempa dangkal di Nias Utara Rabu pagi
Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.