Jakarta (ANTARA) -

Sonya Elizabeth Kaeng, satu dari ribuan orang yang kehilangan rumah akibat kebakaran di Kapuk Muara harus dilarikan ke Puskesmas Penjaringan, Jakarta Utara, pada Rabu pagi setelah mengalami kontraksi lalu melahirkan anak yang dikandungnya.

“Pasien sudah tidak ingin mengerang saat sampai di kamar 4.400 langsung lahir. Alhamdulillah, bayinya sehat,” kata bidan yang membantu persalinan Dwi Yuniarti di Jakarta, Rabu.

Sonya Elzabeth Kaeng bersama suaminya, Ian Nursaputra sebelumnya terpaksa tinggal di lokasi pengungsian usai tempat tinggal mereka habis dilalap "Si Jago Merah".

Sonya tinggal di tenda nomor enam dan sedang menjalani triwulan masa kehamilannya di tengah pengungsian.

Dia tak lagi memiliki ranjang nyaman tapi bergabung bersama ribuan orang yang menjadi penyintas kebakaran.

Baca juga: Gulkarmat Jaktim selamatkan dua warga yang terkunci di dalam rumah

Dia mulai merasakan mulas di perutnya dan tanda-tanda kelahiran mulai muncul. Dia menahan sakit persalinan dan petugas kesehatan yang berjaga pun tak tinggal diam.

Mereka membawa Sonya ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan menggunakan ambulans dan pukul 07.45 WIB ambulans itu berhenti di depan Puskesmas.

Sekitar lima menit kemudian suara tangisan nyaring dari seorang bayi laki-laki memecah keheningan ruang bersalin.

Bayi Sonya Elizabeth lahir dengan berat badan 3 kilogram dan panjang 48 centimeter dengan kondisi stabil.

Suhu tubuh bayi ini 36,5 derajat Celcius dengan nadi dan pernapasan normal serta tidak ada tanda cacat. Semua vitalnya menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang baik.

Baca juga: Program 1 APAR untuk 1 RT sudah dimulai di Jakbar

Puskesmas dan Posko Induk Korban Kebakaran segera memberi kepada ibu yang baru saja melewati masa persalinan. Petugas memberikan bantuan perlengkapan mulai dari baju bayi, popok, sabun, minyak telon, km dan tisu basah.

“Untuk ibunya juga ada daster, handuk, baju ganti. Kami pastikan mereka tak kekurangan,” kata Dwi.

Setelah bayi lahir, Sonya sempat bertanya kepada bidan "kalau saya dan bayi sudah sehat, saya boleh pulang ya?".

Dwi menjawab nanti diperiksa dulu dan tidak boleh sembarangan pulang. "Tapi kalau ibu dan bayi sehat, boleh pulang setelah dokter memberi izin," katanya.

"Tapi tetap dalam pemantauan. Kami tidak bisa membiarkan kalian sendiri, mengingat kondisi yang baru saja kalian lalui." kata dia.

Baca juga: Layanan psikososial dibutuhkan warga terdampak kebakaran Kapuk Muara

Suaminya, Ian mengatakan bahagia dengan kelahiran ini dengan perasaan yang campur aduk.

"Ini anak kedua kami dan hingga saat ini kami belum sempat memikirkan namanya, keluarga belum berunding tentang itu," kata dia.

Kebakaran yang terjadi di RT 17 RW04 Kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara pada Jumat (6/6) menghanguskan ratusan rumah mengusir 2.362 jiwa terusir dari rumah.

Ribuan penyintas kebakaran ini masih menggantungkan hidup di tenda-tenda darurat berdiri berjajar di lokasi pengungsian.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.