Perbedaan terbesar antara RUPTL yang lama dengan yang baru adalah penyediaan baterai
Jakarta (ANTARA) - Vice President Aneka Energi Baru Terbarukan PT PLN Dewanto menyampaikan bahwa baterai menjadi komponen penting dalam merealisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.
“Perbedaan terbesar antara RUPTL yang lama dengan yang baru adalah penyediaan baterai,” ucap Dewanto pada forum tematik, “Powering Growth: Sustainable Energy through Infrastructure” dalam acara International Conference on Infrastructure di Jakarta, Rabu.
Dewanto menjelaskan bahwa pembangunan baterai tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi permasalahan intermitensi pada pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Adapun yang dimaksud dengan intermitensi adalah ketergantungan pembangkit listrik terhadap faktor cuaca.
“Ini (pembangunan baterai) untuk menjawab pertanyaan besar terkait intermitensi,” ucapnya.
Dalam RUPTL, PLN direncanakan membangun Battery Energy Storage System (BESS) dengan kapasitas 4,3 gigawatt (GW), dan PLTA pumped storage dengan kapasitas 6,0 GW.
BESS merupakan suatu sistem penyimpanan energi yang teknologinya tidak terbatas pada teknologi sel baterai, namun juga mencakup teknologi penyimpanan energi lainnya (seperti fuel cell hidrogen, dan sebagainya).
Sedangkan, pumped storage adalah metode penyimpanan energi dalam skala besar yang memanfaatkan air, yang mana untuk melepaskannya kembali saat dibutuhkan dapat berupa pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“PLN memerlukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk merealisasikan ini,” kata Dewanto.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, termaktub target penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).
Sebesar 61 persen dari penambahan pembangkit listrik, yakni 42,6 GW, berasal dari EBT; 15 persen atau 10,3 GW merupakan storage atau penyimpanan; serta 24 persen atau sebesar 16,6 GW dari tambahan pembangkit listrik merupakan energi yang berasal dari sumber daya fosil, seperti gas sebesar 10,3 GW dan batu bara sebesar 6,3 GW.
Baca juga: PLN nyatakan siap bangun Green Super Grid sepanjang 47.758 kms
Baca juga: PLN: Eksekusi RUPTL naikkan pertumbuhan ekonomi 1,4 persen per tahun
Baca juga: PLN: Implementasi RUPTL dongkrak bauran EBT jadi 34,3 persen pada 2034
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.