Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menawarkan proyek pembangunan hunian di Karawaci, Kabupaten Tangerang, Banten kepada investor domestik maupun internasional dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025.

"Terkait potensi lahan, itu yang paling bagus ada di Karawaci. Ini daerah yang sangat strategis," ujar Ara di Jakarta, Rabu.

Dia juga meyakinkan para investor bahwa tidak ada penduduk atau penghuni di atas lahan tersebut sehingga lahan di Karawaci itu berstatus clean and clear.

"Dan yang paling penting tidak ada penghuni di atas lahannya. Banyak lahan-lahan negara yang diduduki oleh penduduk, namun untuk yang ini tidak," katanya.

Ara berharap agar ada investor yang tertarik untuk berinvestasi pada proyek pembangunan hunian di Karawaci.

"Mudah-mudahan ada investor yang tertarik karena saya juga sudah mendapatkan korespondensi dan kita sudah bertemu dengan beberapa investor asing. Mudah-mudahan di sini ada investor yang tertarik, nanti tim saya bisa menemani," katanya.

Proyek pembangunan hunian di Karawaci merupakan salah satu proyek perumahan yang ditawarkan oleh pemerintah kepada para investor domestik maupun asing di gelaran ICI 2025.

Proyek hunian tersebut akan dibangun di lahan seluas 37.779 meter persegi yang sangat strategis karena lokasinya berdekatan dengan kampus, rumah sakit dan sebagainya.

Rencananya di atas lahan tersebut akan dibangun hunian vertikal sebanyak 14 tower dengan total 3.136 unit. Adapun hunian vertikal tersebut peruntukannya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non-MBR. Total nilai investasi proyek tersebut sebesar 78,76 juta dolar AS.

Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait mengusulkan ke Presiden Prabowo Subianto untuk memaksimalkan aset menganggur, salah satunya lahan sitaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Karawaci, Tangerang untuk dibangun rumah.

Ara menjelaskan bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto, Kepala Negara meminta agar aset-aset Negara yang tidak dimanfaatkan, seperti lahan menganggur milik BUMN, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, hingga milik eks debitur BLBI dapat dimaksimalkan untuk penyediaan rumah.

Ara menjelaskan lahan milik eks debitur BLBI, PT Lippo Karawaci tersebut segera dimanfaatkan karena merupakan lahan menganggur, berstatus "clean and clear" atau tidak bersengketa, dan tidak ada masyarakat yang tinggal di lahan tersebut.

Adapun pemanfaatan aset menganggur Negara ini dalam rangka percepatan program penyediaan 3 juta rumah.

Baca juga: Menteri PKP optimistis perubahan luas rumah mampu memperluas pasar

Baca juga: PKP gandeng semua asosiasi pengembang percepat 3 juta rumah subsidi

Baca juga: Menteri PKP: Aset negara perluas pilihan lahan untuk rumah subsidi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.