Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan tengah memperhitungkan untuk merancang ajang apresiasi yang sifatnya monumental khusus untuk para sastrawan Indonesia sehingga para talenta sastra bisa mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya.

Hal ini dia utarakan mengingat secara nasional belum ada ajang penghargaan yang khusus ditujukan untuk mengapresiasi para pelaku industri sastra sebagai bagian kebudayaan, padahal untuk bidang lainnya seperti film dan musik sudah banyak ajang penghargaan yang bersifat monumental.

"Khusus untuk sastra ini kita sedang memikirkan ke depan untuk memberikan sastra atau literary award yang monumental. Ini kita pikirkan yang paling tidak bisa kita lakukan tahun depan," kata Fadli Zon di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menbud dorong pertumbuhan festival film buat majukan budaya

Menurutnya selama ini penghargaan untuk sosok-sosok yang berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia sebenarnya sudah diakomodir bahkan langsung mendapatkan apresiasi dari pemimpin negara.

Penghargaan tersebut bernama Bintang Budaya Parama Dharma dan telah eksis sejak 1980, menjadi penghargaan yang dianugerahkan pemerintah RI untuk sosok berjasa bagi kebudayaan Indonesia.

Kementerian Kebudayaan untuk tahun ini sudah mengajukan pemberian gelar tersebut kepada delapan tokoh budayawan termasuk di dalamnya sastrawan dan tinggal menantikan respons dari Presiden untuk penganugerahannya.

Namun begitu, menurut Fadli Zon ajang penghargaan yang secara khusus ditujukan bagi sastrawan di Indonesia dengan taraf nasional dan prestisius memang belum ditemukan sehingga perlu dipertimbangkan.

Dalam diskusi publik yang dilakukan sebelum wawancara cegat bertajuk "Sastra Mendunia", Menbud juga menjelaskan bahwa cukup banyak negara lain termasuk di Filipina dan Thailand yang merupakan negara tetangga secara rutin menghadirkan ajang penghargaan untuk mengapresiasi talenta sastra di negaranya.

Maka dari itu Kemenbud tertarik merancang ajang apresiasi khusus bagi sastrawan Indonesia agar bakat maupun karya dari para talenta sastra Indonesia bisa memiliki pengenalan yang lebih luas lagi di dalam negeri dan mendorong tumbuhnya talenta-talenta sastra baru untuk masa mendatang.

"Seharusnya Indonesia ini memberikan apresiasi yang monumental (bagi para sastrawan), ini perlu dipikirkan ke depan sehingga bisa juga menjadi barometer," katanya.

Baca juga: Menbud ungkap rencana rumah Bing Slamet dijadikan museum

Baca juga: Yadnya Kasada simbol harmoni manusia, alam, budaya masyarakat Tengger

Baca juga: Fadli Zon: Indonesia butuh 10 ribu layar bioskop, baru punya 2.500

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.