Tripoli, Libya/Istanbul (ANTARA) - Para aktivis yang berpartisipasi dalam Konvoi Perlawanan Maghreb menuju Gaza pada Selasa menyerukan diakhirinya segera blokade Israel terhadap daerah kantong tersebut, dan mendesak pemerintah Arab untuk menentang genosida Israel terhadap warga Palestina.

Konvoi yang terdiri dari sekitar 2.000 aktivis dari Aljazair, Tunisia, Maroko, Mauritania, dan Libya tersebut merupakan bagian dari kampanye internasional yang lebih besar untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan meningkatkan tekanan terhadap Israel agar mencabut blokade.

Konvoi tersebut berangkat dari ibu kota Tunisia pada Senin, dan memulai perjalanan darat menuju Jalur Gaza untuk mendobrak blokade Israel terhadap wilayah Palestina, dan tiba di Libya pada Selasa.

Konvoi tersebut akan bermalam di kota Zawiya, Libya, dan diperkirakan akan melanjutkan perjalanan ke timur menuju Misrata sebelum melanjutkan perjalanan menuju Mesir.

"Inisiatif ini diluncurkan dengan koordinasi bersama beberapa kelompok lain di seluruh dunia yang berupaya mendobrak blokade terhadap Gaza melalui laut, udara, dan darat," kata Haifa Mansura, seorang aktivis Tunisia yang juga merupakan salah satu penyelenggara konvoi, kepada Anadolu.

Konvoi tersebut mengerahkan sekitar 120 kendaraan dan 12 bus. Banyak aktivis tambahan dari hampir 50 negara diperkirakan akan bergabung di Kairo, dan tiba melalui jalur udara untuk mendukung kampanye tersebut.

Ahmed Abdulgani, yang merupakan seorang organisator asal Libya, mengatakan bahwa konvoi tersebut juga bertujuan untuk mengirimkan bantuan keuangan yang dikumpulkan di Libya untuk warga Palestina di Gaza.

"Kita telah menyaksikan dua tahun kejahatan paling mengerikan dalam sejarah," kata Abdulgani. "Tidak ada Muslim - atau bahkan non-Muslim - yang bisa bersikap acuh tak acuh terhadap hal ini."

Sementara itu, jurnalis sekaligus aktivis Tunisia Fadiya Al-Husseini mengkritik diamnya pemerintah Arab terhadap situasi yang terjadi di Gaza.

"Tujuan utama konvoi ini adalah untuk menunjukkan diamnya bangsa Arab di hadapan diamnya Eropa," kata Al-Husseini.

"Di manakah orang-orang di negara-negara Arab -- mereka yang seharusnya lebih peduli terhadap masalah Palestina dibandingkan masyarakat Eropa?"

Nabil Channoufi, salah satu juru bicara konvoi, mengatakan bahwa masih belum jelas apakah konvoi tersebut akan diizinkan memasuki Mesir.

Channoufi mengatakan kelompok itu bertemu dengan duta besar Mesir di Tunisia tetapi belum mendapat tanggapan pasti.

"Dia tidak memberi kami jawaban ya atau tidak," katanya. "Dia mengatakan kepada kami bahwa dia akan menyerahkan masalah ini kepada pemerintah Mesir, yang akan memutuskan apakah kami diizinkan masuk atau tidak."

Channoufi menambahkan bahwa masuknya konvoi tersebut akan sesuai dengan kepentingan Mesir dan menyatakan harapan agar para pejabat akan mendukung misi kelompok tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Israel tembak mati 25 warga Palestina di titik distribusi bantuan Gaza

Baca juga: Kelompok Den Haag gelar pertemuan darurat di Kolombia bahas Gaza

Baca juga: WIZ salurkan bantuan makanan ke 1.980 warga Gaza Palestina

Penerjemah: Katriana
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.