Guru tidak boleh mengajar dengan kemarahan, tetapi dengan cinta

Jembrana, Bali (ANTARA) - Kementerian Agama menjadikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Jembrana, Bali sebagai percontohan penerapan kurikulum berbasis cinta di Indonesia.

"Untuk madrasah ibtidaiyah ada tiga sekolah yang dijadikan percontohan di Indonesia, MIN 3 Jembrana salah satunya," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Bali Komang Sri Marheni saat meninjau persiapan penerapan kurikulum berbasis cinta MIN 3 Jembrana di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis.

Dia mengatakan kurikulum berbasis cinta lebih menekankan pada prilaku guru dan murid dalam hal moral dan spiritual.

Dengan kurikulum tersebut, kata dia, sekolah wajib memfasilitasi guru dan murid untuk mengaplikasikan cinta mereka dalam konteks dunia pendidikan yang humanis.

"Guru tidak boleh mengajar dengan kemarahan, tetapi dengan cinta. Demikian juga murid dididik, didorong, diberi contoh dan ruang untuk menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai prilaku hidupnya," katanya.

Baca juga: Menag minta jajaran kembangkan program yang memupuk cinta antarmanusia

Tujuan akhir dari kurikulum ini, menurut dia, adalah terciptanya generasi yang tidak hanya pintar tetapi juga cinta damai.

Saat cinta sudah menjadi bagian prilaku, kata dia, prilaku kurang terpuji di lingkungan sekolah seperti perundungan akan bisa dihilangkan.

Sebagai sekolah percontohan, dia memberikan arahan kepada MIN 3 Jembrana untuk menyediakan beberapa fasilitas yang memberikan keleluasaan guru dan murid mengekspresikan cinta mereka.

"Yang pasti harus dibiasakan guru dan murid untuk saling salam, senyum dan sapa setiap kali bertemu," katanya.

Terkait sekolahnya dijadikan percontohan kurikulum berbasis cinta, Kepala MIN 3 Jembrana H. Muhammad Nur Lahuri mengatakan elemen-elemen dalam kurikulum tersebut sudah pihaknya terapkan kepada guru dan murid.

Baca juga: Kurikulum Berbasis Cinta bukan kurikulum pengganti tapi pengayaan

Elemen kurikulum berbasis cinta seperti cinta kepada Allah dan Rasulullah, cinta kepada diri sendiri, cinta kepada sesama, cinta kepada lingkungan serta cinta kepada bangsa dan negara, merupakan prilaku yang pihaknya tekankan di lingkungan sekolah.

"Ada ibadah wajib dan sunah yang rutin kami lakukan bersama-sama. Untuk cinta kepada lingkungan kami mendukung dan melakukan penghijauan serta pengurangan sampah plastik," katanya.

Khusus untuk sampah, dia mengatakan, pihaknya akan membuat tempat duduk khusus dimana murid bisa langsung membuang sampah.

Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Jembrana Hendra Sidratul Azis mengatakan, secara umum pihaknya sudah melakukan sosialisasi kurikulum berbasis cinta kepada seluruh madrasah di daerah tersebut.

"Kurikulum berbasis cinta sering menjadi pembahasan di sekolah-sekolah. Itu artinya guru madrasah di Jembrana sudah bersentuhan dengan kurikulum tersebut," katanya.

Baca juga: Kemenag gandeng Raffi Ahmad suarakan Kurikulum Cinta

Dengan pemahaman guru terhadap kurikulum ini, dia berharap, saat diterapkan secara formal di seluruh sekolah, madrasah di Jembrana siap melaksanakannya.

Kurikulum Cinta merupakan kurikulum prilaku ygang digagas Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama jajaran Kementerian Agama.

Konsep kurikulum ini adalah pendekatan pendidikan holistik yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan harmoni, terutama di kalangan pelajar.

Kurikulum ini menjadi respons terhadap tantangan zaman yang menuntut pendekatan pendidikan yang tidak hanya menajamkan akal, tetapi juga menyentuh hati.

Baca juga: Menag: Kurikulum Cinta cegah kebencian antar-agama sejak dini

Pewarta: Gembong Ismadi/Rolandus Nampu
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.