Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Bendara menyatakan bahwa pihaknya memanfaatkan label "Daerah Istimewa" untuk memperkenalkan budaya lokal pada wisatawan yang datang ke daerah setempat.

"Dengan label Daerah Istimewa, kami juga memanfaatkannya untuk meningkatkan budaya sehingga warga juga bisa memahami akar budayanya dan juga bisa memelihara budayanya dalam komunitas lokal," kata GKR Bendara dalam International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis.

GKR mengatakan dengan adanya gelar istimewa dan sistem pemerintahan yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dapat memberikan stabilitas melalui regulasi yang menunjang promosi wisata dalam daerah setempat.

Misalnya, menyediakan paket-paket wisata yang harus memasukkan konteks lokal atau kearifan lokal dari Yogyakarta. Langkah ini dinilai dapat membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung dan mengabadikan banyak momen di media sosial.

Pengalaman-pengalaman berwisata yang menarik menurut GKR juga menyebabkan banyak warga di Indonesia mempunyai keinginan untuk menghabiskan masa tuanya di Yogyakarta.

Baca juga: PHRI DIY kebut promosi paket wisata sambut libur sekolah

Upaya lain yang Pemerintah DIY lakukan untuk memperkenalkan budaya dan tradisinya yakni memanfaatkan lahan-lahan yang dimiliki oleh sang Sultan seperti RSUP Dr. Sardjito dalam rangka memproduksi ramuan herbal untuk dikenalkan pada turis yang datang.

"Mereka memiliki departemen khusus yang menggunakan ramuan herbal dan kami juga memproduksi berbagai ramuan tersebut. Itu juga menjadi misi Kementerian Kesehatan untuk membangun kembali rumah sakit yang lama menjadi lebih modern," katanya.

Hal lain yang disampaikan GKR Bendara yakni dalam lima tahun ke depan Pemerintah DIY akan memperkuat pengembangan pariwisata kesehatan (health tourism).

GKR menjelaskan sejak tiga tahun yang lalu pemerintah setempat sudah menyatakan bahwa Yogyakarta telah menjadi salah satu destinasi prioritas untuk kebugaran. Hal itu terlihat dari adanya pergelaran "Yogyakarta Wellness Festival" yang rutin diselenggarakan setiap bulan November.

Baca juga: Enam gunungan Grebeg Besar diarak dari Keraton Yogyakarta

"Festival kebugaran itu disatukan dengan kebijakan lokal," kata GKR Bendara.

"Karena kami semua mengetahui saat ini kedua sektor yaitu layanan kesehatan dan pariwisata itu bisa jadi pendorong kuat untuk ketangguhan ekonomi dalam lima sampai 10 tahun ke depan," tambah dia.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja diharapkan fokus tersebut dapat menjadi kesempatan bagi pekerja untuk meningkatkan kualitas diri dan kompetensinya.

"Bagi saya, semua orang harus bekerja sama dan menyiapkan tenaga kerjanya dan ini menjadi sangat penting yaitu kualitas tenaga kerjanya serta kita harus memastikan bahwa mereka (pekerja) memenuhi atau mencapai standar internasional," ujar GKR Bendara.

Baca juga: Gubernur DIY: Masalah kependudukan memerlukan kebijakan adaptif

Baca juga: DIY kaji akses khusus pejalan kaki dari eks Menara Kopi ke Malioboro

Baca juga: Sekolah Rakyat di DIY terima 275 siswa angkatan pertama

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.