Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito mengungkapkan bahwa dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo antara lain membicarakan mengenai pelaksanaan penawaran umum saham perdana BUMN.

"BEI mengharapkan BUMN masuk bursa, itu menjadi salah satu yang dibicarakan tadi," kata Ito Warsito usai menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di gedung BEI di Jakarta, Selasa.

Menurut Ito Warsito, BUMN akan menjadi lebih transparan jika sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat ini, baru sebanyak 20 BUMN yang terdaftar sebagai emiten dari total perusahaan tercatat di bursa yang berjumlah 507 emiten.

"Meski hanya 20 BUMN, namun nilai kapitalisasinya sebesar 25 persen dari total nilai keseluruhan," ucapnya.

Ia mengatakan, masuknya BUMN ke BEI akan membuat nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia menjadi lebih besar lagi. Tercatat per 7 April 2015, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar Rp5.584,981 triliun. Nilai kapitalisasi pasar modal merupakan harga keseluruhan dari saham-saham perusahaan yang tercatat di BEI.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan bahwa dalam "pipeline" IPO BEI, baru terdapat delapan perusahaan swasta yang telah mengajukan untuk IPO pada semester I tahun ini.

Perusahaan-perusahaan dimaksud meliputi Merdeka Copper Gold Tbk, PP Properti Tbk, Puradelta Lestari Tbk, Indonesia Media Televisi Tbk, Binakarya Jaya Abadi Tbk, Mega Manunggal Property Tbk, Garuda Metalindo Tbk, dan Vallianz Offshore Maritim Tbk.

Sementara perusahaan yang akan kembali mencatatkan sahamnya (relisting) di BEI yakni Mitra Energi Persada Investama (KOPI) dan Bukaka Teknik Utama (BUKK).

"Jadi ada 12 perusahaan di semester I 2015 ini, termasuk dua perusahaan yang sudah listing yakni Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015