Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menegaskan hilirisasi komoditas termasuk kelapa penting demi menciptakan nilai tambah serta membuka lapangan kerja baru bagi petani di berbagai daerah penghasil komoditas tersebut.
"Kelapa ini juga sangat menarik, komoditasnya sangat menarik. Kita baru saja melakukan hilirisasi untuk kelapa," kata Rosan dalam agenda International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis.
Rosan menyampaikan komoditas kelapa sangat menarik karena memiliki nilai tambah tinggi jika diolah melalui proses hilirisasi secara optimal.
Dia menyebutkan satu minggu lalu pemerintah telah memulai peletakan batu pertama untuk pembangunan industri hilirisasi kelapa yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah.
Langkah strategis itu, menurut Menteri Rosan akan direplikasi ke beberapa provinsi lain demi mempercepat pengembangan industri berbasis kelapa secara nasional.
Ia menyebut hilirisasi kelapa memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja serta membantu meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di berbagai daerah Indonesia.
Baca juga: Prabowo apresiasi UMKM tampilkan hilirisasi jagung di Bengkayang
Baca juga: Mentrans: Hilirisasi di kawasan transmigrasi Sigi tingkatkan ekonomi
Meski investasi di sektor itu belum maksimal, namun dia meyakini prospek ke depan terhadap hal itu dinilai cerah karena kebutuhan produk turunan kelapa terus meningkat secara global.
Rosan menegaskan potensi kelapa harus dilihat bukan hanya dari aspek komoditas, melainkan sebagai peluang ekonomi baru bagi masyarakat di sektor agribisnis.
"Jadi ini juga sangat menarik, walaupun mungkin investasinya belum optimal, tapi akan ada penciptaan lapangan pekerjaan, dan juga akan membantu banyak sekali petani kelapa di Indonesia. Dan ini ada potensinya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya mengupayakan adanya peningkatan nilai ekspor komoditas kelapa hingga menjadi Rp60 triliun per tahun melalui hilirisasi.
Amran yang ditemui di Jakarta pada Rabu (28/5) menyampaikan produksi kelapa Indonesia saat ini mencapai 2 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor sekitar Rp20 triliun, namun jika diolah akan menghasilkan nilai tambah hingga tiga kali lipat.
"Arahan Bapak Presiden kita akan melakukan hilirisasi sektor pertanian. Kelapa ekspor kita ada 2 juta ton itu nilainya kurang lebih Rp20 triliun. Ini kita hilirisasi, insya Allah bisa naik dua kali lipat, tiga kali lipat. Nilainya nanti ke depan, bisa Rp40 triliun, bisa Rp60 triliun," kata Amran.
Baca juga: ISEI ajak ekonom muda atasi tantangan hilirisasi lewat kompetisi VCC
Baca juga: Kemenperin pacu hilirisasi rumput laut hasilkan produk bernilai tinggi
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.