Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pengembangan industri rumput laut akan difokuskan sebagai langkah strategis memperkuat hilirisasi dan mendukung kesejahteraan pembudidaya komoditas tersebut di wilayah pesisir Indonesia.

"Jadi kita akan memfokuskan juga pada industri rumput laut," kata Rosan dalam agenda International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang dipantau secara daring di akun YouTube Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Jakarta, Kamis.

Rosan menyebut Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, sehingga memiliki potensi besar untuk mendorong nilai tambah produk laut tersebut melalui pengolahan dan pengembangan industri berbasis bahan baku lokal.

Dia menuturkan pihaknya tidak hanya bertugas mendorong investasi, tetapi juga memimpin program hilirisasi industri untuk menciptakan efek ganda ekonomi dari komoditas unggulan seperti nikel, kelapa, termasuk rumput laut.

Menurut dia, kementeriannya telah memetakan 23 komoditas prioritas yang memiliki potensi ditingkatkan nilai tambahnya, namun dalam waktu dekat akan difokuskan pada empat sampai lima komoditas utama terlebih dahulu.

Salah satu komoditas yang sudah berjalan hilirisasinya adalah nikel, di mana Indonesia tercatat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, mencapai 42 persen dari total global.

Baca juga: Ilmuwan kembangkan bibit rumput laut yang adaptif dan tahan penyakit
Baca juga: BRIN bentuk bank benih rumput laut, atasi kekurangan bibit

Sebagian besar cadangan nikel nasional itu tersebar di wilayah Sulawesi dan Maluku, dan tengah digenjot pengembangannya untuk meningkatkan ekspor produk bernilai tambah serta menciptakan lapangan kerja baru di daerah.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong hilirisasi rumput laut nonhidrokoloid melalui diversifikasi produk olahan untuk memperkuat nilai tambah, daya saing, dan pengembangan industri pengolahan dalam negeri.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Tornanda Syaifullah menekankan perlunya mendorong lahirnya inovasi produk olahan rumput laut nonhidrokoloid seperti suplemen nutrisi, pakan, biostimulan, bioplastik, kosmetik, dan bahan kemasan ramah lingkungan.

"Dengan demikian, hilirisasi ini akan membuka peluang usaha yang menjanjikan,” kata Tornanda dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (2/5).

Menurut dia, pasar global rumput laut nonhidrokoloid seperti biostimulan dan pakan ternak memiliki potensi besar, dengan proyeksi nilai mencapai 4,36 miliar dolar AS pada tahun 2024 menurut Precedence Research. Bahkan diprediksi tumbuh menjadi 12,85 miliar dolar AS pada tahun 2034 (CAGR 11,42 persen).

Pertumbuhan itu didorong oleh peningkatan kebutuhan praktik pertanian yang berkelanjutan. Sedangkan The World Bank memprediksi pasar rumput laut nonhidrokoloid, khususnya untuk pakan ternak sebesar 1,2 miliar dolar AS pada tahun 2030 dan 6,4 miliar dolar AS pada tahun 2050.

"KKP akan berkontribusi menyiapkan masukan peta Jalan dan rencana aksi nasional pengembangan industri rumput laut terpadu 2025–2029," katanya.

Baca juga: Kemenperin pacu hilirisasi rumput laut hasilkan produk bernilai tinggi
Baca juga: KKP dorong hilirisasi rumput laut nonhidrokoloid bernilai tambah

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.