Jakarta (ANTARA) - Kota Los Angeles, Amerika Serikat (AS), tengah dilanda gelombang demonstrasi besar-besaran yang menarik perhatian publik internasional. Aksi protes yang bermula sejak Jumat (6/6/2025) ini dipicu oleh penggerebekan besar-besaran terhadap imigran oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE).

Dalam operasi tersebut, lebih dari 40 orang ditahan di satu lokasi kerja, dan total 77 orang ditangkap di berbagai wilayah kota. Operasi ini kemudian memicu reaksi keras dari masyarakat, khususnya komunitas imigran di Los Angeles, kota yang dikenal sebagai salah satu wilayah paling multikultural di AS.

Pemicu demonstrasi

Penggerebekan imigran secara masif yang dilakukan oleh ICE dilakukan di berbagai lokasi, termasuk tempat kerja, restoran, hingga komunitas lokal di wilayah berpenduduk mayoritas Latino seperti Paramount dan Compton. Bahkan, sebuah video yang viral memperlihatkan seorang ayah ditangkap di depan keluarganya di tempat pencucian mobil di Culver City.

Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, menyatakan keprihatinannya dan menegaskan bahwa Los Angeles adalah "kota imigran" yang seharusnya merangkul semua orang tanpa memandang asal-usul atau waktu kedatangan mereka ke AS.

Baca juga: Suasana unjuk rasa di Los Angeles dalam deretan foto

Aksi demonstrasi meluas dan memanas

Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai di pusat kota Los Angeles berubah menjadi ricuh pada Minggu (8/6/2025). Sejumlah kendaraan tanpa pengemudi dibakar, dan aparat keamanan menuduh demonstran melakukan serangan terhadap pasukan patroli berkuda.

Untuk membubarkan massa, polisi menggunakan semprotan merica dan granat kejut. Ketegangan ini juga mengakibatkan penutupan jalan bebas hambatan 101 serta laporan mengenai penjarahan di sejumlah titik.

Gedung Federal di pusat kota menjadi titik demonstrasi utama karena diduga digunakan untuk menahan imigran tanpa dokumen. Selain itu, toko Home Depot di Paramount juga menjadi sasaran aksi protes warga.

Demonstrasi serupa turut meluas ke beberapa kota besar lainnya di AS, termasuk New York, San Francisco, Dallas, dan Austin.

Kebijakan Trump dan pengerahan Garda Nasional

Sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan, Presiden AS Donald Trump mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional ke Los Angeles sejak Sabtu (7/6/2025). Langkah ini diambil tanpa permintaan Gubernur California, Gavin Newsom, yang mengecam tindakan tersebut sebagai "provokasi yang disengaja".

Baca juga: Hampir 400 orang ditangkap sejak aksi protes imigrasi di Los Angeles

Trump menggunakan dasar hukum federal yang jarang digunakan untuk menyatakan bahwa demonstrasi ini merupakan bentuk pemberontakan terhadap pemerintah. Ini menjadi kali pertama pasukan Garda Nasional dikerahkan tanpa persetujuan gubernur sejak tahun 1965.

Garda Nasional sendiri merupakan pasukan cadangan gabungan yang dapat diaktifkan oleh pemerintah negara bagian maupun federal dalam kondisi darurat, seperti bencana alam atau kerusuhan sipil.

Ratusan orang ditangkap

Menurut laporan sejumlah media, hingga Selasa (10/6/2025), hampir 400 orang telah ditangkap oleh aparat keamanan dalam rangkaian aksi protes di Los Angeles. Dari jumlah tersebut, 330 orang adalah imigran tanpa dokumen, sementara 157 lainnya ditangkap karena dianggap melakukan tindakan kekerasan, perusakan, atau menghalangi proses hukum.

Sebelumnya, pada awal Mei, ICE telah menangkap sedikitnya 239 migran tidak berdokumen di wilayah Los Angeles dalam operasi selama sepekan. Target harian yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump bagi petugas ICE mencapai 3.000 penangkapan per hari, yang mencakup penggerebekan di tempat kerja seperti restoran dan toko ritel.

Baca juga: Los Angeles berlakukan jam malam akibat unjuk rasa memanas

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.