Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi ketidakpastian arah kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Ketidakpastian arah kebijakan tarif Trump pascapernyataan mengenai pengenaan tarif sepihak terhadap beberapa negara (memberikan sentimen negatif terhadap kurs rupiah),” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi melemah jadi Rp16.273 per dolar AS
Presiden Trump mengumumkan bahwa pemberitahuan formal akan dikirim ke mitra dagang utama dalam 1-2 minggu ke depan, merinci inisiatif tarif unilateral yang dimaksudkan untuk memaksa renegosiasi perjanjian perdagangan. Perkembangan ini bertepatan dengan berakhirnya moratorium 90 hari saat ini pada tarif timbal balik.
Meskipun negosiasi dengan beberapa negara sedang berlangsung, hingga saat ini hanya sedikit kesepakatan yang terwujud sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency.
Baca juga: Negosiasi tarif AS dekati tenggat waktu, IHSG berpotensi menguat
Kesepakatan itu ialah perjanjian perdagangan formal dengan Inggris dan framework agreement dengan China.
Mengutip cuitan Trump dari platform Truth Social, Washington akan mempertahankan total tarif sekitar 55 persen untuk impor China, dan Negeri Tirai Bambu mempertahankan tarif 10 persen untuk barang-barang Amerika.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi di Jakarta melemah sebesar 30 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.273 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.243 per dolar AS.
Baca juga: Kadin sarankan pemerintah perluas insentif kewirausahaan sosial
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.