Jakarta (ANTARA) - Bintang Oklahoma City Thunder Shai Gilgeous-Alexander mengakui mengalami kelelahan fisik mulai kuarter tiga gim 3 Final NBA 2025, namun menolak menyalahkan keadaan tersebut sebagai penyebab kekalahan dari Indiana Pacers.
"Harus diselesaikan, tak ada alasan," kata MVP NBA 2024 itu menyusul kekalahan 107-116 di gim 3 yang membuat tertinggal 1-2 dari Pacers, dikutip dari laman NBA, Jumat.
"Maksimal tinggal empat gim lagi di musim ini. Ini yang kami perjuangkan sepanjang tahun, sepanjang musim panas. Jadi saya melihatnya harus diselesaikan dan coba menangkan pertandingan," kata SGA.
Gilgeous-Alexander hanya mencetak 3 poin dan tanpa kontribusi assist di kuarter keempat saat Pacers membalikkan keadaan dan merebut kemenangan 116-107. Secara keseluruhan, ia mencetak 24 poin, empat assist, dan enam turnover, jumlah kesalahan terbanyaknya dalam satu gim playoff.
Penurunan performa SGA terjadi di tengah strategi agresif Indiana dalam membatasi ruang geraknya. Berdasarkan data statistik, pemain bertahan Pacers menempel Gilgeous-Alexander rata-rata mencapai sejauh 20 meter dari ring, yang merupakan jarak terjauh yang pernah ia hadapi sepanjang karirnya.
Indiana juga melakukan serangan blitz sebanyak 12 kali, tertinggi yang pernah diterima Gilgeous-Alexander dalam satu pertandingan playoff. Di sisi bertahan, ia juga dibebani tugas berat untuk menjadi pelindung utama di 22 tembakan lawan, angka tertinggi sepanjang karir playoff-nya.
Baca juga: Pelatih Pacers puji mental baja para pemainnya
Namun, meski diburu sepanjang pertandingan, pemain berusia 25 tahun itu tetap menyangkal isu kelelahan.
"Saya tidak yakin (karena lelah). Ini pertandingan yang fisikal, tapi kami sudah sering menghadapi pertandingan seperti ini," katanya.
"Ada gim di mana saya tampil luar biasa di akhir, ada juga yang buruk. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan atau belum pernah saya lihat sebelumnya."
Dari kubu Indiana, pemain bertahan yang ditugaskan untuk menjaga Gilgeous-Alexander, Andrew Nembhard mengakui bahwa strategi menekan tersebut dilakukan secara kolektif.
"Kami hanya berusaha membuatnya tidak nyaman," kata Nembhard. "Yang terpenting adalah konsisten. Ini kerja tim. Semua harus fokus dan saling terhubung di pertahanan untuk menghentikannya."
Kini, dengan Pacers unggul 2-1 dan momentum mulai berpihak pada Indiana, sementara tekanan terhadap Gilgeous-Alexander dan Thunder semakin besar, namun Gilgeous-Alexander menolak untuk menyerah di sisa seri Final NBA.
"Ini adalah tahap akhir musim. Tak peduli betapa beratnya, kita harus menuntaskannya," pungkasnya.
Baca juga: Pacers taklukkan Thunder lewat pemain cadangan, pimpin Final NBA 2-1
Baca juga: Usai dipecat pelatih Knicks ucap perpisahan di New York Times
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.