Sean “Diddy” diduga berusaha memikat juri dalam persidangan

Jakarta (ANTARA) - Rapper dan aktor Sean “Diddy” Combs diduga berusaha memikat para juri dalam persidangan saat ia diadili dalam tuduhan perdagangan seksual dan pemerasan di Pengadilan Distrik AS di Manhattan.

Dikutip dari New York Post, Jumat, ia berupaya berinteraksi dengan para juri, sebagai salah satu kemampuannya yang terbiasa berinteraksi dengan penonton saat tampil.

Seorang pakar ruang sidang menilai hal ini karena suatu alasan yang mempertimbangkan pergerakan. “Dengan sweter biru dan itu seperti anda mencoba menipu juri agar percaya bahwa dia adalah sesuatu yang bukan dirinya,” ujar seorang pakar ruang sidang.

Ia diketahui beberapa kali melakukan kontak mata, tersenyum dan mengangguk kepada delapan pria dan empat wanita yang akan memutuskan nasibnya, jika ia terbukti salah artinya ia dapat hukuman penjara seumur hidup.

Dengan pakaian sweter crewneck warna netral dan lembut, yang menjadi sebuah langkah dengan penuh pertimbangan.

Sementara itu, seorang perwakilan pengacara Combs menampik kabar tersebut, dan menilai penampilan kliennya merupakan hal yang lumrah. “Tidak ada metode atau strategi di balik busana Tuan Combs di ruang sidang,” ujar Teny Geragos.

Ia menambahkan bahwa tak ada seorang pun yang menasihatinya soal busana yang dikenakannya, dan perintah pengadilan menurutnya sangat spesifik tentang apa yang boleh dikenakan.

Tampilan rambut Combs pun terlihat berubah tanpa pewarna dan dinilai khawatir dengan penampilannya.

Adapun Minggu lalu, Combs ditegur oleh Hakim Arun Subramanian karena berulang kali mengangguk kepada juri. Ia mengancam akan mengeluarkan Combs dari persidangannya sendiri dan menegurnya: "Itu tidak boleh terjadi lagi."

Dia juga mengangguk setuju kepada seorang saksi yang menunjukkan etos kerjanya dan tampak tidak setuju terhadap saksi lain yang mengaku telah dihukum karena kinerja yang buruk. Dia memasuki ruang sidang dengan senyum di wajahnya dan sambil membuat gerakan hati dengan tangannya.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.