Kami yakin dengan bantuan serta negosiasi dari pemerintah kita akan mendapatkan solusi yang terbaik.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan shifting impor masih menjadi salah satu strategi utama perusahaan dalam menghadapi negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS).
“Untuk negosiasi Indonesia dengan AS ini juga ada bagian dari arahan pemerintah yang tentunya kembali lagi kami menyampaikan di sini, bahwa kita bukan menambah impor dari Amerika Serikat, melainkan adalah kita shifting, shifting impor,” kata Simon dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, Simon mengatakan bahwa saat ini ada beberapa daerah, negara atau lokasi yang dijadikan perusahaan sebagai tempat mengimpor minyak mentah (crude oil).
“Dengan adanya kebijakan tarif Trump ini kita berusaha untuk mendorong sekaligus arahan dari pemerintah untuk melakukan negosiasi tarif ini, tentunya dengan melakukan shifting dari tempat-tempat yang lain kita berusaha mengubah untuk mendapatkan sumber dari Amerika Serikat,” ujar dia.
Simon mengatakan, langkah-langkah strategis ini pun menjadi perhatian penting untuk memastikan ketahanan energi di Indonesia dapat selalu dipenuhi.
“Dengan demikian, beberapa langkah ini perlu juga kita perhitungkan dari lamanya waktu pengiriman termasuk dari harga yang kita dapat dari Amerika Serikat,” kata Simon lagi.
Ia pun yakin dengan dukungan dan upaya negosiasi berkelanjutan dari pemerintah dapat meningkatkan transaksi serta menjaga hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS terkait pengadaan sumber minyak mentah dan peningkatan volume impor LPG.
“Kami yakin dengan bantuan serta negosiasi dari pemerintah kita akan mendapatkan solusi yang terbaik, yang tentunya apabila dalam jangka panjang, kita tentunya bisa mendapat harga yang lebih kompetitif,” kata Simon.
Namun, ia juga menekankan bahwa perseroan juga berupaya untuk mendukung ketahanan energi nasional melalui langkah-langkah strategis di dalam negeri, dengan mengoptimalkan potensi-potensi energi lainnya yang ada di Indonesia.
“Adapun potensi yang disebut indigenous dari Indonesia, (salah satunya) yaitu geothermal. Untuk itu, kita akan terus mendorong peningkatan kapasitas geothermal, energi terbarukan,” kata Simon pula.
“Selain itu, juga dengan meningkatkan ekosistem bioenergi yaitu biodiesel dan biofuel,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pemberitahuan formal akan dikirim ke mitra dagang utama dalam 1-2 minggu ke depan, merinci inisiatif tarif unilateral yang dimaksudkan untuk memaksa renegosiasi perjanjian perdagangan.
Perkembangan ini bertepatan dengan berakhirnya moratorium 90 hari saat ini pada tarif timbal balik.
Meskipun negosiasi dengan beberapa negara sedang berlangsung, hingga saat ini hanya sedikit kesepakatan yang terwujud, sebagaimana dilaporkan Anadolu.
Baca juga: Negosiasi tarif AS dekati tenggat waktu, IHSG berpotensi menguat
Baca juga: Rupiah melemah dipengaruhi ketidakpastian arah kebijakan tarif Trump
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.