Kalau dilihat dari seluruh parameter global, terjadi perburukan dari seluruh parameter, baik itu crude price (harga minyak mentah/ICP) yang semuanya melandai,

Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mengakui adanya tantangan di balik pencapaian laba perseroan sebesar 3,13 miliar dolar AS (Rp49,54 triliun) pada tahun 2024.

Pencapaian tersebut tercatat turun dari laba tahun 2023 yang tercatat sebesar 4,77 miliar dolar AS (Rp77,727 triliun) atau turun 34,38 persen secara tahunan (yoy).

“Kalau dilihat dari seluruh parameter global, terjadi perburukan dari seluruh parameter, baik itu crude price (harga minyak mentah/ICP) yang semuanya melandai,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Namun, dia mengatakan, perseroan memiliki langkah mitigasi dan strategis untuk diterapkan pada pertengahan tahun terakhir ini.

Baca juga: Pertamina bakal genjot produksi LPG 2,6 juta MT demi tekan impor

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mencatatkan pendapatan sebesar 75,33 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.194 triliun pada 2024.

Selain pendapatan, Pertamina juga mencatatkan EBITDA senilai 10,79 miliar dolar AS atau setara Rp171,04 triliun dan laba bersih senilai 3,13 miliar dolar AS atau setara dengan Rp49,54 triliun.

Adapun kontribusi Pertamina kepada penerimaan negara juga terus meningkat. Sepanjang 2024, kontribusi Pertamina sebesar Rp401,73 triliun baik dari pajak, PNBP, maupun dividen.

Pada 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp702 triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024.

Baca juga: Pertamina: Sistem tepat agar subsidi berjalan di tengah tekanan fiskal

Pencapaian ini tak lepas dari upaya perseroan untuk memperkuat sinergi pada empat aspek utama, yaitu ketersediaan (availability), aksesibilitas (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan penerimaan (acceptability).

Di sisi lain, Emma mengatakan, Pertamina telah mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 6,57 miliar dolar AS (Rp106 triliun) pada tahun 2024.

Selain itu, lanjut Emma, angka investasi perseroan pada 2024 juga meningkat 4,3 persen dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 6,31 miliar dolar AS.

Baca juga: Pertamina siapkan skenario 'reroute' bila konflik Timur Tengah memanas

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.