Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution melakukan groundbreaking atau meletakkan batu pertama pembangunan Jembatan Idano Noyo di Kabupaten Nias Barat, Kepulauan Nias, Sumut.
"Perencanaan jembatan ini bukan pertama, tetapi tertunda atau terhenti karena satu dan lain hal. Sekarang kita bangun dengan kualitas yang baik," kata Bobby dalam keterangan tertulis di Medan, Jumat.
Bobby mengatakan, jembatan ini mulai dikerjakan hari ini yang akan dibangun dengan teknik abutment atau tanpa tiang di tengah sepanjang 95 meter.
Adapun lebar jembatan sembilan meter, kemudian untuk badan jalan tujuh meter, dan satu meter trotoar di kedua sisi badan jalan.
Gubernur menargetkan pembangunan Jembatan Idano Noyo ini akan rampung pada Desember 2025 dengan nilai kontrak sebesar Rp46,7 miliar.
Bobby berharap pemangku kebijakan, pemerintah daerah, dan seluruh lapisan masyarakat mendukung pembangunan jembatan ini.
"Ini pembangunan infrastruktur pertama di era kepemimpinan kami, dan juga menjadi simbolis pembangunan infrastruktur di Nias," katanya.
Baca juga: Jembatan ambruk penghubung dua daerah di Nias, sebut BPBD
Diketahui, Jembatan Idano Noyo ambruk setelah dihantam banjir di Desa Tawuna, Kecamatan Mandrehe, Nias Barat, Sumut, Rabu (5/3).
Akibat ambruknya jembatan ini akses tiga kabupaten/kota di Kepulauan Nias, yakni Nias, Gunungsitoli, dan Nias Utara menjadi terputus total.
"Bulan Juli ini, kita juga akan mulai memperbaiki jalan yang ada di Nias dengan anggaran Rp204 miliar. Jadi butuh dukungan dan kerja sama semua pihak," ujarnya.
Bupati Nias Barat Eliyunus Waruwu mengatakan, masyarakat telah berkomitmen mendukung pembangunan Jembatan Idano Noyo.
Bahkan, lanjut dia, terdapat empat warga setempat yang menghibahkan tanah dan rumahnya agar pembangunan jembatan ini berjalan lancar.
"Ada empat warga yang rumahnya terkena pembangunan jembatan ini, mereka telah menghibahkan tanahnya. Bahkan satu warga rumahnya habis tersisa hanya dua meter, kita akan coba bantu warga itu agar memiliki rumah lagi," kata Eliyunus.
Sri Astriany Gulo, warga Nias Barat mengaku ambruknya Jembatan Idano Noyo menyulitkan masyarakat, karena harus menyeberangi sungai menggunakan perahu yang memakan waktu dan biaya.
Baca juga: Jembatan darurat yang ambruk di Kabupaten Nias-Sumut diperbaiki
"Setiap hari saya harus berangkat lebih pagi, yang biasanya dari rumah pukul 07.00 WIB, kini pukul 06.00 WIB. Tak efektif dan efisien, ditambah biaya Rp20 ribu sekali menyeberang. Kami sangat berharap bisa selesai secepatnya," kata Sri Astriany Gulo.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.