Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyoroti pentingnya arah kebijakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk kemakmuran jangka panjang dan berpihak pada kepentingan masyarakat, termasuk bagi pekerja migran Indonesia (PMI).
Pernyataan tersebut disampaikan usai menghadiri Konferensi Infrastruktur Internasional (ICI) yang diselenggarakan di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Kamis (12/6), menurut keterangan Kementerian P2MI di Jakarta.
"Hari ini saya menghadiri konferensi infrastruktur yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Agus Harimurti Yudhoyono) yang arahnya adalah bagaimana menentukan infrastruktur strategis yang akan mengefektifkan infrastruktur," ujar Menteri Karding.
Menurutnya, pembangunan berkelanjutan tidak bisa hanya dilihat dari proyek fisik, melainkan mampu memberi efek langsung terhadap kesejahteraan warga negara, termasuk pekerja migran Indonesia.
Abdul Kadir Karding berharap pembangunan infrastruktur berkelanjutan era Presiden Prabowo Subianto bisa dioptimalkan dalam aspek pelindungan dan pelayanan bagi para pekerja migran, seperti penyediaan fasilitas migrasi yang aman, pusat pelatihan terpadu, hingga sistem pendataan yang terintegrasi.
Selain itu, dia juga berharap kebijakan infrastruktur nasional lebih mendorong pembukaan akses ekonomi di daerah-daerah kantong migran dan semakin memperkuat peran pemerintah dalam memberdayakan calon migran sejak sebelum berangkat bekerja keluar negeri hingga kembali ke kampung halaman.
International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, yang berlangsung pada 11–12 Juni 2025 di JICC diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Konferensi tersebut mempertemukan pemimpin pemerintahan, CEO perusahaan global, institusi pembiayaan internasional, serta perwakilan negara-negara sahabat untuk memperkuat kerja sama strategis dan mendorong inovasi di sektor infrastruktur.
ICI 2025 hadir sebagai forum dialog dan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transformasi infrastruktur yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Selain menjadi ajang pengenalan proyek-proyek prioritas nasional kepada calon investor, konferensi ini juga akan menjadi tempat pertukaran gagasan dan strategi untuk menghadapi krisis iklim dan risiko bencana alam, meningkatkan konektivitas antar-wilayah, menyusun skema pembiayaan yang inovatif dan inklusif, dan membangun ekosistem investasi infrastruktur jangka panjang.
Baca juga: Prabowo undang swasta dalam negeri-asing bangun infrastruktur nasional
Baca juga: AHY sebut infrastruktur sejatinya menyatukan, bukan hanya membangun
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.