Wuhan (ANTARA) - Para peneliti dari Kebun Raya Wuhan (Wuhan Botanical Garden/WBG), milik Akademi Ilmu Pengetahuan China, baru-baru ini meluncurkan Basis Data Sifat Benih China, sebuah repositori komprehensif yang mencakup sifat benih di seluruh iklim dan bioma China.
Peluncuran basis data tersebut, yang telah diterbitkan dalam jurnal New Phytologist edisi terbaru, mengatasi kesenjangan kritikal dalam data sifat benih global, yang secara historis lebih banyak berisi data dari sejumlah wilayah seperti Eropa Barat dan Brasil.
"China, sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati, kurang terwakili dalam basis data global meskipun memiliki spesies flora yang melimpah," kata Chen Sichong, seorang profesor dari WBG sekaligus penulis korespondensi dalam studi tersebut.
"Meskipun beberapa kumpulan data sifat benih untuk tanaman liar ada di China, kumpulan data tersebut sering kali terbatas pada wilayah tertentu atau hanya berfokus pada sifat-sifat seperti massa dan ukuran benih," ujarnya.
Basis data yang dikurasi sepenuhnya dalam bahasa Inggris ini mengatasi kendala bahasa yang dulunya menghambat integrasi ke basis data global utama.
Dengan menggabungkan hampir 700 sumber berbahasa Mandarin, basis data ini memiliki lebih dari 110.000 catatan yang mencakup lebih dari 100 ciri benih untuk hampir 4.000 spesies tanaman di 214 famili.
Keunggulan basis data ini adalah penyertaan koordinat geografis yang tepat, sehingga memungkinkan analisis di berbagai iklim, ketinggian, dan bioma.
Basis data ini mencatat sifat-sifat penting pada penyebaran, pembentukan, dan persistensi benih, mulai dari atribut morfologis hingga fenologis, fisiologis, dan kimiawi yang sering kali tidak ada di dalam repositori global.
Data morfologis mengungkap variasi yang menakjubkan, yakni massa benih saja berkisar antara 0,00006 hingga 157.000 miligram, sebuah kisaran yang mencerminkan keragaman yang luar biasa dari flora China.
Selain itu, yang sama berharganya adalah ciri-ciri yang sebelumnya kurang terwakili, seperti bulan musim berbuah, persentase perkecambahan, dan jumlah biji per buah, kata Chen.
Dengan menstandardisasi data yang sebelumnya terfragmentasi, basis data ini mengatasi kesenjangan pengetahuan global dalam hal ciri-ciri fungsional tanaman.
Basis data ini menawarkan sebuah batu loncatan bagi studi skala besar dalam bidang botani, ekologi, dan biologi evolusi.
"Tujuan kami adalah untuk meningkatkan pembagian data (data sharing) yang terbuka, menjembatani pengetahuan yang terfragmentasi, serta berkontribusi pada gambaran global yang sesungguhnya tentang sifat benih dan strategi reproduksi tanaman," papar Chen.
Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.