Beijing (ANTARA) - Labubu, sebuah mainan karakter berbulu dengan gigi mencolok dari jenama China Pop Mart, kini menjadi fenomena global.

Hal tersebut menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan negara tersebut membentuk ulang citra internasional mereka melalui inovasi, narasi budaya, dan globalisasi kekayaan intelektual (IP) dalam negeri.

China telah lama menjadi produsen dan pengekspor mainan terbesar di dunia. Secara historis, sebagian besar output ini terdiri dari barang-barang berbiaya rendah yang dibuat untuk merek-merek asing.

Namun kini, generasi baru mainan desainer koleksi seperti Labubu mengubah wajah industri ini dengan mengekspor tidak hanya produk, tetapi juga cerita dan nilai emosional.

Pop Mart, produsen mainan asal Beijing di balik Labubu dan karakter IP orisinal lainnya, termasuk salah satu perusahaan yang memimpin perubahan itu.

Didukung oleh antusiasme internasional, perusahaan ini mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 165 hingga 170 persen dalam basis tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama (Q1) 2025, dengan pendapatan luar negeri melonjak 475 hingga 480 persen (yoy).

Pop Mart bukan satu-satunya yang meningkatkan upaya pembangunan merek di pasar mainan global. Produsen mainan China, Top Toy, kini mengoperasikan lebih dari 280 toko di seluruh dunia, dan 52TOYS melaporkan peningkatan bisnis sebesar 300 persen di Thailand pada 2024.

Popularitas viral Labubu dan mainan serupa menyoroti industri budaya China yang sedang berkembang pesat, yang muncul sebagai ciri khas ekspor China.

Industri budaya China mencatat pertumbuhan yang stabil pada 2024, dengan 78.000 perusahaan yang disurvei menghasilkan pendapatan sebesar 14,15 triliun yuan (1 yuan = Rp2.260) atau sekitar 1,97 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.237), naik 6 persen (yoy). Perusahaan-perusahaan tersebut melaporkan laba gabungan sebesar 1,29 triliun yuan, meningkat 10,8 persen dibandingkan 2023.

Industri gim juga menjadi contoh mencolok bagaimana budaya China merambah konsumen global. Black Myth: Wukong, gim video 3A dengan grafis mutakhir, menarik perhatian banyak penggemar internasional, dengan sepertiga pemainnya berasal dari luar China.

Sementara itu, gim populer seperti "Genshin Impact" dan "Honkai: Star Rail.terus masuk dalam daftar unduhan teratas di lebih dari 100 negara dan kawasan.

Data dari Asosiasi Penerbitan Audio-Video dan Digital China (China Audio-video and Digital Publishing Association/CADPA) menunjukkan bahwa produk gim buatan China menghasilkan pendapatan luar negeri sebesar 18,56 miliar dolar AS pada 2024, tumbuh 13,39 persen dari tahun sebelumnya.

Jaringan pabrik China yang luas, mencakup setiap kategori industri yang diklasifikasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), masih menjadi tulang punggung kebangkitan budaya ini. Bagi Pop Mart, keunggulan manufaktur adalah bagian penting dalam mewujudkan visi kreatif menjadi kenyataan.

Pengalaman bertahun-tahun memungkinkan pabrik-pabrik di China memenuhi bahkan standar desain yang paling rinci seperti menciptakan komponen khusus hanya untuk membuat mata boneka terlihat lebih mengilap dan ekspresif.

"Jika anda bisa membuat mainan untuk Pop Mart, anda bisa membuat mainan desainer apa pun di dunia," kata pemilik sebuah pabrik yang bekerja sama dengan Pop Mart.

Transisi dari mengekspor produk menjadi mengekspor merek dan IP adalah hasil alami dari evolusi ekonomi China, kata Lan Qingxin, seorang profesor di University of International Business and Economics.

"Ini menunjukkan peningkatan struktur industri China dan semakin matangnya perusahaan-perusahaan China dalam operasi internasional mereka," kata Lan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.