Washington (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Israel dan Iran untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah, dengan menyerukan diplomasi.
"Pengeboman Israel terhadap situs nuklir Iran. Serangan rudal Iran di Tel Aviv. Sudah cukup eskalasi, saatnya berhenti. Perdamaian dan diplomasi harus menang,” kata Guterres di X.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo memperingatkan tentang konsekuensi regional dan global yang serius menyusul serangan udara Israel ke Iran.
Ia mendesak kedua pihak untuk saling menahan diri dan mengutamakan upaya diplomatik.
"Dampak dari serangan ini telah dirasakan di seluruh kawasan, dengan negara-negara tetangga menutup wilayah udara mereka dan menempatkan pasukan keamanan mereka dalam status siaga tinggi," kata DiCarlo dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB guna menanggapi serangan Iran ke Israel.
DiCarlo menegaskan kembali kecaman Sekjen PBB atas setiap eskalasi militer di Timur Tengah
“Kewajiban negara anggota—sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional—untuk tidak menggunakan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun,” katanya.
"Kita harus, dengan segala cara, menghindari konflik yang semakin memanas, yang akan menimbulkan konsekuensi global yang sangat besar," ujar DiCarlo, menambahkan.
Israel memulai operasi militernya pada Jumat pagi, yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran serta menewaskan komandan militer dan ilmuwan utamanya.
Serangan Israel berlanjut hingga Jumat malam, dan mengenai berbagai kota di Iran, termasuk Ibu Kota Teheran.
Sebagai balasan, Iran melancarkan Operasi True Promise III, pada Jumat malam.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Eskalasi ketegangan, konferensi PBB soal Israel-Palestina ditangguhkan
Baca juga: Rusia minta rapat darurat dengan IAEA menyusul serangan Israel ke Iran
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.