Muscat (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Oman Sayyid Badr bin Hamad bin Hamood Albusaidi pada Sabtu (14/6) mengatakan bahwa putaran keenam perundingan nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran yang dijadwalkan digelar pada Minggu (15/6) "tidak akan dilaksanakan."

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Albusaidi kembali menegaskan bahwa diplomasi dan dialog tetap menjadi satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Pengumuman tersebut dibuat di tengah meningkatnya ketegangan menyusul serangan skala besar Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran, yang meningkatkan kekhawatiran perihal eskalasi regional yang lebih luas.

Israel pada Jumat (13/6) pagi waktu setempat melancarkan serangan udara ke Teheran, ibu kota Iran, dan kota-kota lain di seluruh negara itu dengan tujuan melumpuhkan infrastruktur nuklir, produksi rudal balistik, dan kemampuan militer Iran.

Sebagai respons, Iran pada Jumat malam waktu setempat meluncurkan rentetan rudal balistik ke target-target militer di Israel.

Dalam pembicaraan via telepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas pada Sabtu pagi waktu setempat, Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi menekankan bahwa kelanjutan negosiasi tidak langsung antara negaranya dan AS di tengah "kebrutalan Israel yang terus berlanjut" tidak dapat dibenarkan.

Mengomentari keputusan Iran soal partisipasi dalam putaran keenam perundingan dengan AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan bahwa "dalam situasi saat ini, fokus utama kami adalah menghadapi agresi musuh."

Difasilitasi oleh Oman, delegasi Iran dan AS sejauh ini telah mengadakan lima putaran perundingan tidak langsung sejak April terkait program nuklir Teheran dan pencabutan sanksi AS, dengan tiga putaran digelar di Muscat dan dua di Roma.


Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.