Beijing (ANTARA) - China mengizinkan pendirian sejumlah perguruan tinggi dengan program sarjana (S1) dan sekolah kejuruan baru yang berspesialisasi dalam bidang sains dan teknologi dengan tujuan untuk mengembangkan talenta yang selaras dengan tuntutan perkembangan ekonomi yang terus meningkat.

Menurut surat edaran terbaru dari Kementerian Pendidikan China, daftar proyek pendirian institusi pendidikan baru mencakup dua universitas riset di China selatan dan China timur.

Salah satu perguruan tinggi yang akan dibangun adalah Great Bay University (GBU), yang terletak di Kota Dongguan di Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau. Institusi tersebut akan menjadi universitas riset yang dapat memainkan peran utama dalam kemajuan teknologi, peningkatan industri, dan kemajuan sosial di masa mendatang.

Mantan Presiden Akademi Ilmu Sosial Guangdong Wang Jun menyatakan bahwa GBU berfokus pada pengembangan talenta inovatif tingkat tinggi di bidang-bidang seperti matematika, fisika, ilmu komputer, ilmu material, dan teknik industri, yang sejalan dengan modernisasi ekonomi.

"Pengembangan pendidikan di Kawasan Teluk Besar harus menargetkan inovasi teknologi yang lebih mutakhir," kata Wang seraya mengungkapkan pentingnya memperkuat interaksi antara universitas-universitas di Guangdong, Hong Kong, dan Makau dalam hal penelitian dasar dan penerapannya.

Sementara itu, Eastern Institute for Advanced Study (EIAS) di Ningbo, Provinsi Zhejiang, salah satu universitas riset baru yang termasuk ke dalam daftar tersebut, akan berfokus pada penelitian dasar, bidang interdisipliner mutakhir, dan rekayasa teknologi.

Dengan sebagian besar dananya berasal dari non-pemerintah, EIAS menyatakan pihaknya berencana untuk mulai merekrut mahasiswa S1 tahun ini, sambil berusaha keras untuk berkembang menjadi universitas kelas dunia dalam beberapa dekade mendatang.

Selain itu, Kementerian Pendidikan China juga mengizinkan pendirian dua perguruan tinggi baru di Xinjiang, sebuah wilayah yang luas dan memiliki beragam etnis di China barat laut yang mencakup bentang alam melimpah, mulai dari dataran tinggi hingga Gurun Gobi.

Dua perguruan tinggi baru itu, satu di kota Alaer dan lainnya di Tumxuk, keduanya terletak di pinggiran Gurun Taklimakan di Xinjiang selatan.

Wakil Presiden Institut Pendidikan Aksu Liu Baicang mengatakan kepada Xinhua bahwa langkah tersebut dapat membantu meningkatkan pemerataan pendidikan dan pembangunan daerah.

"Perguruan tinggi baru ini diharapkan dapat mengatasi masalah kurangnya sumber daya pendidikan di Xinjiang selatan serta meningkatkan prevalensi pendidikan tinggi di sana," kata Liu.

Dalam jangka panjang, ujar Liu, langkah tersebut dapat memberikan dukungan talenta bagi klaster-klaster industri utama di Xinjiang serta mendorong pembangunan ekonomi berkualitas tinggi.

Menanggapi perubahan tuntutan pasar tenaga kerja, China menyesuaikan sistem pendidikan tingginya untuk secara efektif mempersiapkan para generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan agar dapat menavigasi lanskap ketenagakerjaan pada dekade mendatang.

Tahun ini, perguruan tinggi di seluruh China telah memperkenalkan 29 jurusan baru, yang banyak di antaranya sejalan dengan prioritas strategis nasional di sektor-sektor yang sedang berkembang (emerging), termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), netralitas karbon, dan ekonomi ketinggian rendah (low-altitude economy).

Seorang ibu bernama Fan, yang putranya merupakan siswa kelas satu di sebuah sekolah menengah atas di Beijing, mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk memilih perguruan tinggi yang baru didirikan dua tahun dari sekarang.

Menurut pandangannya, perguruan tinggi baru tersebut siap menerima dukungan kebijakan yang cukup selama tahun-tahun pengembangannya, yang akan menghasilkan peningkatan kesempatan bagi mahasiswa.

Kendati demikian, ia mengungkapkan kekhawatirannya, dengan mengatakan, "Kita harus menunggu dan mengamati apakah perguruan tinggi tersebut berkembang dengan cara yang memenuhi harapan kita. Hanya waktu yang dapat menjawabnya."

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.