Phnom Penh (ANTARA) - Pertemuan Komisi Perbatasan Bersama (Joint Boundary Commission/JBC) Kamboja-Thailand diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja pada Sabtu (14/6) untuk membahas isu-isu di perbatasan menyusul bentrokan militer yang terjadi belum lama ini.
Pertemuan tersebut dipimpin bersama oleh Lam Chea, menteri yang bertanggung jawab atas Sekretariat Negara Urusan Perbatasan Kamboja dan Prasas Prasasvinitchai, mantan duta besar Thailand untuk Kamboja yang kini menjabat sebagai penasihat urusan perbatasan di Kementerian Luar Negeri Thailand.
Awak media diizinkan mengambil foto dan video pertemuan tersebut selama beberapa menit sebelum kemudian diminta untuk meninggalkan ruangan.
Pertemuan tersebut digelar setelah tentara dari kedua negara sempat terlibat baku tembak di wilayah Mom Bei atau Segitiga Zamrud pada 28 Mei lalu, yang mengakibatkan tewasnya seorang tentara Kamboja.
Mom Bei atau Segitiga Zamrud merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kamboja, Thailand, dan Laos.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan dalam sebuah unggahan di laman Facebook-nya pada Jumat (13/6) malam waktu setempat bahwa pertemuan tersebut merupakan pertemuan JBC pertama setelah sempat tidak diselenggarakan selama 12 tahun.
Hun Manet menuturkan dalam pertemuan JBC tersebut, Kamboja akan mengundang Thailand untuk membawa isu-isu di perbatasan yang menyangkut empat wilayah perbatasan yang disengketakan, yakni Mom Bei, Kuil Ta Moan Thom, Kuil Ta Moan Tauch, dan Kuil Ta Krabei ke Mahkamah Internasional (Court of Justice/ICJ) di Den Haag, Belanda.
"Saya ingin menegaskan kembali kepada para kompatriot saya bahwa bahkan jika pihak Thailand menolak atau tetap diam, Kamboja akan melanjutkannya secara sepihak," kata Hun Manet.
Ia menambahkan "Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional akan mengirimkan surat resmi kepada ICJ pada Minggu, 15 Juni 2025, terkait sengketa di keempat area tersebut."
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.