Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, menilai bahwa terjadinya sejumlah perang menyebabkan perekonomian dunia menurun, termasuk Indonesia.

“Dunia saat ini penuh dengan gejolak dan juga di negeri kita (Indonesia). Suatu masa depan yang tidak mudah dengan akibat terjadinya peperangan," kata JK, sapaan akrabnya, saat menyampaikan orasi ilmiah dalam wisuda Universitas Nasional (Unas), dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

JK mengemukakan bahwa peperangan yang terjadi di sejumlah negara, seperti antara Rusia-Ukraina, Israel-Gaza, serta Israel-Iran, memberikan dampak krisis pada dunia.

Sebagai bagian kehidupan dunia ini, Indonesia, kata JK, tentu ikut mengalami krisis. Bahkan selain masalah luar negeri, Indonesia juga menghadapi masalah-masalah dalam negeri.

“Di dalam negeri, harga akibat perang ini, produk kita semua mengalami penurunan seperti mineral, batubara, nikel, dan tembaga. Semua mengalami penurunan,” katanya.

Penurunan harga itu, lanjut JK, otomatis berdampak pada berkurangnya penerimaan negara dalam bentuk pajak.

Jika negara kekurangan pajak, maka pemerintah akan menerapkan efisiensi yang turut berdampak pada aspek-aspek lainnya.

“Efisiensi pada dasarnya adalah mengurangi pembangunan, infrastruktur, dan sebagainya,” ujarnya.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia 1999–2000 itu juga menilai bahwa perekonomian Indonesia terdampak utang dari pemerintahan sebelumnya.

JK menilai ketidakmampuan negara untuk membayar utang itu dipengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat. Jika perdagangan menurun, maka berimbas pada menurunnya penerimaan pajak, menurunnya pembangunan, serta membuat kesempatan bekerja menurun.

“Banyak perusahaan terpaksa mengurangi kegiatannya. Seperti hotel, kuliner, ekspor, produktivitas pabrik tekstil dan semua begitu. Dengan kondisi tersebut kemampuan negara untuk membayar ikut berkurang,” ujarnya.

JK pun mengingatkan bahwa masalah-masalah tersebut menjadi tantangan nyata ke depan bagi mahasiswa yang baru saja menjadi sarjana sehingga harus diwaspadai.

Baca juga: Jusuf Kalla: Pemimpin harus bertindak cepat dan tepat hadapi krisis

Baca juga: JK ingatkan ekonomi Islam tidak boleh monopoli dan spekulatif

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.