Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia memaparkan perekonomian nasional yang menunjukkan ketahanan dan prospek pertumbuhan yang positif di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi dunia pada Swiss-Indonesia Innovation and Investment Forum 2025.
Menurut siaran pers Kedutaan Besar RI di Bern pada Minggu, paparan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di London, IGP Wira Kusuma, pada forum tersebut, yang diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 11 Juni 2025.
Menurut Wira Kusuma, sektor fiskal Indonesia difokuskan pada alokasi belanja yang lebih produktif sambil menjaga defisit tetap di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sektor riil mencatat pertumbuhan solid pada kuartal pertama 2025 dan diproyeksikan tumbuh 4,6–5,4 persen sepanjang tahun.
Sektor keuangan menunjukkan pertumbuhan kredit sebesar 8,8 persen (year-over-year/YoY) dan risiko kredit yang rendah dengan Non Performing Loan (NPL) hanya 2,17 persen.
Pada Mei, Bank Indonesia menurunkan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen guna mendukung stabilitas nilai tukar, pengendalian inflasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Selain itu, total nilai investasi Swiss di Indonesia mencapai 244,9 juta dolar AS (sekitar 3,9 triliun) pada 2024. Angka itu diperkirakan akan terus meningkat dengan berlakunya Indonesia-Swiss Bilateral Investment Treaty (BIT).
Nilai perdagangan kedua negara mencapai 2,37 miliar dolar AS (sekitar Rp38,5 triliun) pada 2024, yang diharapkan akan meningkat dengan adanya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-European Free Trade Association (Indonesia-EFTA CEPA).
Indonesia-EFTA CEPA adalah perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan negara-negara anggota EFTA (Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein).
Baca juga: Indonesia jajaki penguatan kemitraan strategis dengan Swiss
Baca juga: Indonesia-Swiss perkuat akses tenaga kerja muda dan disabilitas
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.