Perbedaan kulit bayi dengan orang dewasa

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dr. Chandrawati, M. Biomed (AAM) menyatakan bahwa struktur kulit bayi berbeda dengan kulit orang dewasa secara signifikan.

"Produk yang dipilih harus mencantumkan informasi yang jelas termasuk isi, tanggal produksi dan tanggal kedaluwarsa," kata Chandrawati dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Kepada ibu-ibu di Bali yang berpartisipasi dalam "Yuri baby-dee Momfluencer Gathering" yang diselenggarakan oleh PT. Joenoes Ikamulya (YURI) melalui merek YURI baby-dee yang berlangsung pada Selasa (3/6) di Bali, Chandrawati menjelaskan kulit bayi memiliki ketebalan hanya satu sampai dua milimeter atau sekitar 40-60 persen dari ketebalan kulit orang dewasa.

Sifat dari kulit bayi lebih mudah kehilangan air sehingga cenderung kering, sebab lapisan epidermis dan dermis belum terikat kuat, membuatnya rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Ia melanjutkan bahwa fungsi barrier atau pelindung alami belum optimal, sehingga mudah terpengaruh oleh bahan kimia atau cuaca ekstrem.

Figur Publik Franda turut bercerita mengenai tantangannya dalam memilih produk bayi dan bagaimana akhirnya menemukan produk yang cocok.

Ia mengaku pernah merasa frustasi karena kulit anaknya terkadang menjadi merah bahkan kering. Kemudian ia mempelajari bahwa produk yang dipilih untuk bayi harus terbebas dari alkohol dan tidak mengandung Sodium Lauryl Sulfate (SLS).

"Setelah saya pelajari, ternyata kandungan dalam produk sabun dan lotion-nya terlalu keras," ujar Franda.

Marketing Manager baby-dee Duma Widiyanti ikut menekankan bahwa kulit bayi harus dijaga sejak dini.

“Kami percaya bahwa kulit bayi adalah aset yang harus dijaga sejak dini. Produk baby-dee adalah hasil riset panjang untuk memastikan bahwa ibu tak hanya mendapatkan hasil, tapi juga keamanan penuh bagi anaknya,” kata Duma.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.