Jakarta (ANTARA) - Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (Sekjen PBB) untuk Isu Air Dunia, Retno Marsudi, mengatakan manajemen air yang berkelanjutan dapat memberikan dampak yang lebih luas kepada visi swasembada pangan Indonesia.
“Dengan manajemen air yang berkelanjutan, swasembada pangan akan memberikan multiplier effect yang dapat dirasakan seluruh bangsa Indonesia, mulai dari mendukung upaya menekan kasus stunting dan malnutrisi anak, hingga kelaparan yang mengancam,” kata Retno dalam webinar di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Retno mengatakan manajemen air yang berkelanjutan dan terintegrasi memerlukan kerja sama multipihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat.
Baca juga: Utusan PBB untuk air Retno Marsudi ajak perkuat kerja sama air global
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-17 itu menilai, salah satu hal krusial yang perlu dimiliki oleh para pemangku kepentingan terkait manajemen air berkelanjutan ini adalah transformasi pola pikir untuk memproduksi lebih banyak dengan sumber daya yang sedikit (produce more with less).
Menurut Retno, manajemen air yang berkelanjutan dan terintegrasi bukan merupakan beban tambahan (additional burden), melainkan investasi untuk masa depan.
“Ke depan, inovasi bidang pertanian dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan air akan dapat menjadi game changer dalam mewujudkan ketahanan pangan dunia,” ujar Retno.
Baca juga: Indonesia-Belanda perkuat kemitraan sektor pertanian, maritim, dan air
Selain itu, diperlukan juga data dan informasi yang cukup dan andal (reliable) seperti soal jumlah air yang tersedia, kebutuhan agregat untuk memproduksi pangan, serta fluktuasi ketersediaan air.
“Data dan informasi yang akurat akan memastikan adanya perencanaan yang baik untuk produksi pangan yang tangguh, terutama terhadap perubahan iklim, kekeringan, dan berbagai faktor lainnya,” kata Retno.
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.