Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memproyeksikan sebagian besar bank sentral utama di dunia akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya setidaknya untuk jangka pendek, di tengah memanasnya konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Bank sentral utama dunia yang dimaksud, di antaranya Federal Reserve (The Fed), Bank of England (BoE), European Central Bank (ECB), serta People's Bank of China (PBoC).

“Bank sentral utama dunia saat ini cenderung bersikap berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang serta konflik geopolitik,” ujar Josua saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.

Baca juga: BI prakirakan penjualan eceran meningkat pada Mei 2025

Di sisi lain, bank sentral seperti Swiss National Bank (SNB) dan beberapa negara emerging markets, diproyeksikan akan melanjutkan siklus penurunan suku bunga sebagai langkah antisipatif terhadap perlambatan ekonomi global dan deflasi.

Sementara itu, untuk Bank Indonesia (BI), Ia memproyeksikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya dengan fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah risiko eksternal yang meningkat.

“Meski ruang pemangkasan suku bunga (BI) tetap terbuka di masa mendatang jika kondisi ekonomi domestik memburuk,” ujar Josua.

Baca juga: BI: Utang luar negeri Indonesia naik pada April, namun tetap terjaga

Josua menjelaskan ketegangan geopolitik utamanya konflik antara Israel dan Iran, menambah kompleksitas bagi bank-bank sentral dunia karena menciptakan tekanan baru berupa kenaikan harga minyak mentah dan emas, serta volatilitas mata uang.

Hal itu mendorong sebagian bank sentral khususnya di kawasan Asia, lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan moneter untuk mengantisipasi risiko inflasi dari lonjakan harga komoditas dan potensi tekanan pada nilai tukar mata uang.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.