Mahasiswa jangan mudah terbawa arus, apalagi dengan merambahnya teknologi yang semakin canggih dan hiburan yang mulai melenakan idealisme mahasiswa,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa harus mengedepankan nilai idealisme, bukan berorientasi pada nilai praktis dan pragmatis yang lebih mementingkan diri sendiri, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Mahasiswa jangan mudah terbawa arus, apalagi dengan merambahnya teknologi yang semakin canggih dan hiburan yang mulai melenakan idealisme mahasiswa," kata Sultan dalam sambutan yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda DIY Sulistyo di Yogyakarta, Sabtu.

Pada seminar "Peran Mahasiswa Yogyakarta Sebagai Pengawas dan Pengawal Dalam Proses Penentuan Kebijakan Pemerintah", ia mengatakan mahasiswa jangan manja dengan kecanggihan teknologi.

Menurut dia, mahasiswa harus menjadi pribadi yang kritis dengan dunia hiburan yang mulai banyak melenakan generasi muda. Mahasiswa jangan justru ikut-ikutan terlena dan masuk dalam dunia hiburan tersebut.

"Mahasiswa itu mempunyai peran penting yang harus disadari untuk dilakukan yakni sebagai pembawa kekuatan moral masyarakat dan bangsa serta menjadi agen perubahan," katanya.

Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Agus Nugroho Setiawan mengatakan pergerakan mahasiswa di Yogyakarta bisa dikatakan dapat menjadi salah satu barometer untuk mengetahui kondisi Bangsa Indonesia.

Menurut dia, jika mahasiswa Yogyakarta sudah mulai bergerak untuk mengkritik pemerintah, maka bisa dikatakan bahwa kondisi Bangsa Indonesia sudah sedemikian berubah.

"Gerakan mahasiswa di Yogyakarta bisa menjadi salah satu barometer untuk mengetahui kondisi bangsa. Kalau mahasiswa di Yogyakarta sudah bergerak dan banyak melakukan aksi di jalan, itu berarti kondisi bangsa ini sudah kritis," katanya.

Ia mengatakan jika diperhatikan, saat pemerintah Indonesia dapat memberikan kenyamanan pada rakyatnya, mahasiswa di Yogyakarta tidak akan melakukan gerakan.

Namun, kata dia, ketika pemerintah sudah dianggap oleh mahasiswa tidak berpihak dan tidak memberikan kesejahteraan pada rakyatnya, maka mereka akan mulai bergerak.

"Mereka akan diam memperhatikan dulu, kemudian akan bergerak melakukan protes jika kebijakan pemerintah sudah dianggapnya melampaui batas dan menyengsarakan rakyat," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015