Tokyo (ANTARA) - Peringkat persetujuan untuk kabinet Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba naik menjadi 37 persen dari 31,7 persen pada Mei, seperti ditunjukkan survei terbaru Kyodo News.
Dalam jajak pendapat melalui telepon yang dilakukan selama dua hari hingga Minggu (15/6), 88,5 persen responden menyatakan dukungannya terhadap pergeseran dari kebijakan pemerintah yang telah berlangsung lama dalam membatasi produksi beras, dengan harga beras yang naik dua kali lipat ke rekor tertinggi di tengah kelangkaan yang sedang berlangsung, sementara hanya 7,6 persen yang menentangnya, seperti dilaporkan Kyodo News.
Mengingat harga beras rata-rata masih berada di dekat rekor tertinggi baru-baru ini, Ishiba mengatakan pada pekan lalu bahwa para anggota kabinet yang menangani masalah tersebut akan mendiskusikan situasi pasar, dan pembicaraan itu dapat mengarah pada peningkatan produksi untuk menstabilkan pasokan.
Menurut survei tersebut, 56,9 persen menganggap respons pemerintah terhadap lonjakan harga beras tidak cukup, sementara 36,6 persen mengatakan cukup.
Sementara itu, jajak pendapat nasional menunjukkan peringkat ketidaksetujuan terhadap kabinet Ishiba turun menjadi 48,4 persen dari 52,6 persen pada survei 24-25 Mei.
Survei itu menghubungi 503 rumah tangga yang dipilih secara acak dengan pemilih yang memenuhi syarat dan 3.407 nomor telepon seluler, dengan respons yang valid berasal dari 427 anggota rumah tangga dan 622 pengguna telepon seluler.
Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.