Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto membuka suara soal Mutiara Baswedan, putri Anies Baswedan yang berhak melanjutkan studi ke Harvard University, Amerika Serikat (AS) melalui beasiswa LPDP.

Hal tersebut menjadi sorotan banyak kalangan di media sosial, sebab sebagian orang menilai beasiswa LPDP seharusnya diberikan kepada mereka yang tidak berkecukupan.

"LPDP sebenarnya kan beasiswa untuk semua orang, ya, putra-putri terbaik," kata Andin saat ditemui di Jakarta, Senin.

Andin menekankan semua putra-putri bangsa yang memenuhi persyaratan berhak untuk berkuliah dengan menggunakan dana yang didukung oleh LPDP.

Baca juga: Mutiara Baswedan ingin Anies istirahat yang cukup selama kampanye

Baca juga: Mutiara Baswedan turut sumbang ide fesyen untuk Anies selama kampanye

Adapun bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan, ia menjelaskan LPDP juga memiliki skema khusus untuk memastikan mereka bisa memperoleh pendidikan tinggi.

"Kita punya program yang namanya Program Afirmasi untuk masyarakat prasejahtera, untuk (yang berasal) dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) itu dapat kesempatan yang lebih besar untuk dapat biasiswa LPDP," katanya menerangkan.

Andin juga memastikan masyarakat prasejahtera memiliki syarat-syarat yang lebih mudah dalam mengikuti Program Afirmasi yang diinisiasi oleh LPDP.

Ia juga menjelaskan Mutiara yang berstatus telah diterima oleh Harvard, kini sedang menunggu persetujuan visa.

Melihat gejolak yang terjadi di AS, Andin menyebutkan terdapat kemungkinan adanya penolakan terhadap aplikasi visa pelajar milik Mutiara.

"Kita kasih kesempatan pada yang bersangkutan untuk bisa cari kampus lain. Dan kalau perlu bantuan LPDP, kita juga bisa membantu ke UK (Inggris Raya) atau ke yang lain," ucap Andin Hadiyanto.*

Baca juga: Mutiara Baswedan sebut Anies tidak suka marah-marah jika anak salah

Baca juga: Mutiara Baswedan: Anies tetap prioritaskan komunikasi dengan keluarga

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.