Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030, seiring dengan peringatan ASEAN Dengue Day (ADD) 2025 yang jatuh pada 15 Juni.

Ketua IDAI Jawa Barat, Dr dr Anggraini Alam, Sp.A (K), menggarisbawahi pentingnya edukasi dan pengendalian vektor sebagai bagian dari Strategi Nasional Penanggulangan Dengue.

"Penerapan 3M Plus dan inovasi seperti Wolbachia serta vaksinasi menjadi pilar penting untuk menekan risiko infeksi dengue berulang yang berpotensi lebih parah," ujar Anggraini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Penularan dengue hanya melalui gigitan nyamuk betina aedes aegypti

Senada dengan Anggraini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, Prof Dr Edi Hartoyo, Sp.A (K), menyampaikan bahwa mayoritas kasus dengue di Indonesia menimpa kelompok usia 5 - 44 tahun, dengan kematian tertinggi pada anak usia 5 - 14 tahun.

“Ini menunjukkan pentingnya perlindungan sejak dini, termasuk dengan vaksinasi dengue,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia mencatat beban Disability-Adjusted Life Years (DALYs) tertinggi di Asia akibat dengue. Oleh karena itu, menurut dia, langkah pencegahan komprehensif, termasuk imunisasi lengkap sesuai dosis, sangat penting untuk mengurangi keparahan dan penyebaran infeksi.

Baca juga: Dinkes Riau catat 17 orang meninggal dunia akibat DBD sejak awal 2025

Sementara itu, dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis, Dr Djatnika Setiabudi, Sp.A (K), menjelaskan bahwa vaksin telah terbukti menurunkan angka kematian global sebesar 3,5 hingga 5 juta jiwa per tahun dan menjadi salah satu upaya penting dalam pengendalian penyakit, termasuk dengue.

ASEAN Dengue Day pertama kali dicanangkan pada 15 Juni 2011 melalui 10th ASEAN Health Ministers Meeting sebagai momentum regional untuk memperkuat kolaborasi pengendalian dengue di Asia Tenggara. Sejak itu, negara anggota ASEAN rutin menggelar kegiatan kampanye dan edukasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dan upaya pencegahan berkelanjutan.

Kasus dengue di Indonesia pada 2024 mencapai 257.455 kasus dengan 1.461 kematian, tertinggi sejak 2016. Sementara hingga 16 Mei 2025, tercatat 56.269 kasus dengan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota.

Baca juga: Vaksinasi dengue diluncurkan di Minahasa Utara guna tekan lonjakan DBD

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menekankan bahwa dengue merupakan ancaman sepanjang tahun yang tidak pandang usia maupun wilayah.

"Setiap kehilangan akibat dengue adalah tragedi yang bisa dicegah. Melalui ADD 2025, kami ingin mengingatkan pentingnya aksi kolektif untuk mewujudkan nol kematian dengue," katanya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap tujuan tersebut, Takeda bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat dalam menyelenggarakan seminar ilmiah bertema “Strengthen the Role of Healthcare Workers: Together We Fight Dengue”, yang melibatkan dokter spesialis anak dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Kemenkes: DBD ada di Indonesia sepanjang tahun, perlu diwaspadai

Baca juga: Kenali gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) pada orang dewasa

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.