Purwakarta (ANTARA) - Jasa Marga memastikan bencana tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tidak berdampak terhadap jalan Tol Cipularang.

"Sampai saat ini jalan Tol Cipularang masih aman untuk tidak dilalui," kata Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Agni Mayvinna dalam keterangan diterima di Purwakarta, Selasa.

Sehubungan dengan informasi yang beredar terkait tanah bergerak di wilayah itu, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, katanya, Jasa Marga memastikan hingga saat ini ruas jalan Tol Cipularang aman untuk dilalui.

Berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM) selaku anak usaha Jasa Marga yang melakukan pemeliharaan jalan tol, lokasi tanah bergerak yang terdekat berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan Tol Cipularang, sedangkan arah tanah bergerak menuju utara sehingga tidak bersinggungan dengan jalan Tol Cipularang.

Meski begitu, katanya, harus dilakukan kajian lebih mendalam untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Tanah bergerak, Kemensos dirikan dapur umum di Brebes

Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) melalui Representative Office 3 terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat dan Dinas Pekerjaan Umum untuk bersama melakukan pemantauan jika terjadi bencana susulan dan potensi berdampak ke Tol Cipularang.

Jasa Marga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama melintasi Tol Cipularang dan akan melakukan upaya-upaya antisipasi untuk mencegah dampak kerusakan ke jalan tol.

Berdasarkan laporan sementara, bencana pergerakan tanah tersebut mengakibatkan sekitar 70 bangunan mengalami kerusakan, yang terdiri atas 57 rumah rusak berat, satu fasilitas umum rusak berat, satu tempat ibadah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan delapan rumah rusak ringan

Berdasarkan data BPBD Purwakarta, pada 11-14 Juni 2025 tanah bergerak atau tanah ambles telah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit.

Kejadian ini juga menyebabkan puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul terpaksa dipindahkan.

Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bencana tanah bergerak di daerah tersebut sudah terjadi beberapa kali, sejak Minggu (20/4), pukul 22.00 WIB, Rabu (23/4), pukul 20.00 WIB, Senin (19/5), pukul 07.00 WIB, Rabu (21/5), serta Sabtu (14/6).

Secara morfologi, daerah bencana yang memiliki ketinggian 370 meter di atas permukaan laut itu berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang agak curam hingga curam.

Baca juga: Pemkab Purwakarta imbau warga jauhi lokasi bencana tanah bergerak

Baca juga: BPBD Ciamis: Tanah bergerak di Mekarwangi masih berpotensi terjadi

Baca juga: Pemkab Bekasi dan PVMBG kaji pergerakan tanah Kampung Tembong Gunung

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.