CBT MQK ini adalah bukti bahwa pesantren tidak tertinggal. Kita menyaksikan transformasi digital berjalan nyata di ruang-ruang yang selama ini dianggap tradisional

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) resmi membuka tahapan seleksi Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional ke-8 berbasis komputer (CBT) secara daring pada Selasa.

Direktur Pendidikan Islam Kemenag Amin Suyitno menegaskan MQK tahun ini menjadi momentum penting bagi pesantren dalam menghadapi era globalisasi dan digitalisasi.

"CBT MQK ini adalah bukti bahwa pesantren tidak tertinggal. Kita menyaksikan transformasi digital berjalan nyata di ruang-ruang yang selama ini dianggap tradisional. Pesantren mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa kehilangan jati dirinya," ujarnya di Jakarta, Selasa.

MQK Nasional 2025 mengusung semangat from local to global sebagai penanda bahwa pesantren Indonesia kini hadir di ruang publik internasional.

Menurutnya, MQK bukan hanya kompetisi membaca kitab kuning, tetapi juga sarana aktualisasi intelektual pesantren dalam menjawab isu-isu kontemporer dunia.

Baca juga: Ujian penjaringan peserta MQK digelar pertengahan Juni

"Tema tahun ini, Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Kedamaian dengan Turats, mengajak kita semua untuk mengeksplorasi kekayaan literatur klasik Islam (turats) sebagai sumber etika ekologis dan solusi perdamaian global," kata dia.

Mengutip pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Suyitno mengusulkan agar dalam kerangka maqashid al-syariah, selain menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, perlu ditambahkan satu aspek baru yaitu hifdzul biah (menjaga lingkungan).

Usulan ini bisa dibahas dalam Halaqah Ulama yang menjadi salah satu kegiatan sampingan MQK 2025.

"Ekoteologi belum banyak disentuh dalam tradisi fikih kita. Padahal lingkungan adalah bagian integral dari ibadah dan tanggung jawab keagamaan. MQK adalah ruang untuk menggali dimensi ini," katanya.

Tak hanya soal lingkungan, Suyitno juga menyinggung pentingnya menyuarakan nilai-nilai perdamaian dari pesantren Indonesia.

Baca juga: Kemenag siapkan total hadiah Rp2,7 miliar ntuk santri juara MQKN

"Pesantren harus menjadi corong Islam yang damai dan rahmatan lil ‘alamin. Ketika dunia dilanda konflik dan kekerasan, santri harus bisa menjadi duta perdamaian yang membangun narasi keadaban dari khazanah kitab kuning," kata dia.

Sementara itu Direktur Pesantren Ditjen Pendis Kemenag Basnang Said mengatakan seleksi CBT ini merupakan tahapan awal menuju MQK Nasional yang akan digelar secara luring pada 1–7 Oktober 2025 di Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan.

"Ini akan menjadi sejarah karena baru pertama kali MQK diselenggarakan di wilayah timur Indonesia," ujarnya.

Seleksi digital ini diikuti oleh 8.773 peserta dari 1.218 lembaga, termasuk 1.161 pesantren dan 57 Ma’had Aly.

CBT MQK menjadi tonggak baru dalam penyelenggaraan MQK, yang sebelumnya bersifat manual. Selain efisien dan transparan, sistem digital ini menjamin keadilan akses bagi seluruh peserta, termasuk mereka yang berasal dari daerah terpencil.

"Ini adalah bentuk nyata meritokrasi. Peserta yang lolos bukan semata karena nama besar pesantrennya, tapi karena kapasitasnya," ujar Basnang.

Baca juga: Upacara pembukaan MQKN digelar di Ponpes Sunan Drajat-Lamongan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.