Jakarta (ANTARA) - Layanan jasa dan transportasi berbasis aplikasi (aplikator) Grab Indonesia menyebutkan setidaknya 50 persen dari mitra pengemudi ojek daring/online merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Sebanyak 50 persen driver kami adalah korban PHK dan tidak ada penghasilan (setelah itu). Setelah join Grab, penghasilannya menjadi dua kali lipat,” kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, Neneng mengatakan kehadiran aplikator pun diharapkan bisa menjadi sebuah kesempatan bagi para korban PHK untuk mendapatkan pendapatan, baik dengan menjadi pengemudi maupun pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di GrabMerchant.

“Dari tahun 2018 hingga sekarang, kami sudah membuka lapangan kerja sebanyak 4,6 juta dari UMKM. Ada juga yang dulunya driver kini sudah punya usaha rumah makan ayam penyet sendiri,” kata Neneng.

“Jadi, multiplier effect yang dihasilkan oleh aplikator, terus terang, luar biasa,” ujarnya menambahkan.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa perusahaan menjunjung inklusivitas dalam perekrutan mitra pengemudi dan merchant.

“Grab ingin buka kesempatan luas untuk masyarakat dan langsung menjadi mitra dalam hitungan jam. Kami juga buktikan bahwa kami inklusif. Ada teman-teman disabilitas yang menjadi driver dua dan roda empat, serta merchant. Perempuan dan laki-laki,” jelas Neneng.

“Kesempatan ini dibuka luas kepada siapa pun sehingga punya opportunity untuk mendapatkan income. Grab hadir untuk menjadi bantalan sosial dan alternatif dalam ketidakpastian ekonomi,” ujarnya menambahkan.

Neneng juga mengatakan, aplikator mendukung para mitra yang bergabung untuk mendaftar sebagai BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini diupayakan agar para pengemudi ojol bisa mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial.

"Sekarang kami kalau rekrutmen ojol itu at the same time mereka juga ditawarkan untuk menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. Itu embeded. Kami melakukan (sosialisasi) melalui kopi darat bersama mitra, dan melakukan kampanye-kampanye, supaya mereka mendaftar," ujar Neneng.

Baca juga: Grab tegaskan belum ada pembicaraan terkait merger dengan GoTo

Baca juga: Grab: Inklusi perempuan UMKM dapat didorong lewat digitalisasi bisnis

Baca juga: Grab nilai skema pengangkatan karyawan rugikan mitra pengemudi

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.