Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) dr. Frieda, Sp.DVE menyampaikan vaksinasi dan gaya hidup berperan dalam mencegah herpes zoster atau cacar api.
Frieda, saat diskusi kesehatan yang diikuti secara daring dari Jakarta, Selasa, mengatakan vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi shingrix, kata Frieda, merupakan vaksin cacar api pertama yang direkomendasikan oleh perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia (PAPDI) maupun perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI).
Vaksin itu sudah melewati berbagai uji klinis selama 10 tahun lebih di berbagai negara dengan banyak populasi tentunya. Frieda mengatakan dalam melakukan vaksinasi tersebut tidak perlu menunggu terkena cacar api dulu.
Baca juga: PAPDI tekankan pentingnya vaksin bagi orang dewasa cegah cacar api
Vaksinasi shingrix dapat membantu mencegah reaktivasi virus varicella zoster dan efektif untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang dapat bersifat permanen seperti kerusakan saraf, neuralgia pasca herpetik, gangguan penglihatan maupun penurunan kualitas hidup.
"Karena pastinya kalau pasien sudah terkenal cacar api hampir 100 persen itu mengeluhkan adanya gangguan kualitas hidup karena nyeri yang dikeluhkan setiap hari. Kalau memang belum terkena cacar api itu belum kebayang rasa nyerinya," kata Frieda.
Frieda menambahkan beberapa kelompok yang penting atau segera mendapatkan vaksinasi itu, yaitu individu yang sudah berusia terutama di atas 50 tahun, usia tersebut dianggap sebagai populasi yang beresiko tinggi dan biasanya memiliki komorbid seperti diabetes ataupun gangguan lainnya.
"Kalau misalnya belum berusia di atas 50 tahun itu boleh, terutama kelompok usia 18-49 tahun, tetapi, dia memiliki resiko tinggi seperti ada gangguan komorbid, autoimun ataupun gangguan sistem kekebalan tubuh," ujar dia.
Selain vaksinasi, terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan dalam mencegah cacar api, seperti gaya hidup sehat dengan pola makan, olahraga, istirahat yang cukup dan juga manajemen stres.
Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang aktif terinfeksi cacar air maupun cacar api. Cuci tangan secara teratur dengan sabun maupun air mengalir terutama setelah kontak dengan orang yang terinfeksi cacar api.
"Bagi penderita yang sedang aktif terinfeksi cacar api itu perlu diingat untuk wajib menutup area ruam maupun menghindari kontak langsung dengan orang populasi yang risiko tinggi seperti bayi, ibu hamil ataupun orang-orang dengan sistem imun yang rendah," kata dokter yang juga berpraktik di Mayapada Hospital Bogor (MHBG) itu.
Baca juga: Vaksin cacar api aman untuk orang berdaya tahan tubuh rendah
Baca juga: Papdi sebut perempuan lebih berisiko terjangkit cacar api
Baca juga: Stres bisa memicu peningkatan risiko terkena cacar api
Baca juga: Satgas Imunisasi IDAI ingatkan warga jangan menyepelekan cacar air
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.