Istanbul (ANTARA) - Sejumlah negara Asia mulai mengevakuasi warganya dari Israel dan Iran di tengah konflik yang dipicu serangan udara Israel ke wilayah Iran.
China memerintahkan warganya untuk meninggalkan wilayah konflik "secepat mungkin," sementara India meminta warganya di Iran untuk segera meninggalkan ibu kota Teheran.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan pihaknya bersama kedutaan besar dan konsulat terkait "bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya untuk menjamin keselamatan warga negara China di Iran dan Israel serta mengoordinasikan evakuasi secepat mungkin."
Korea Selatan menaikkan status peringatan perjalanan ke Iran dan Israel. Warga Korsel di kedua negara Timur Tengah itu diminta untuk segera pergi dari sana, menurut laporan harian Korea Herald.
Jepang pun menaikkan peringatan perjalanan ke Iran ke level tertinggi atau Level 4, yang berarti "evakuasi dan hindari seluruh perjalanan," Kyodo News melaporkan.
Baca juga: China bersiap evakuasi warga negaranya dari Iran dan Israel
Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengatakan pemerintah sedang menyiapkan kemungkinan evakuasi warga Jepang dari Iran dan Israel, termasuk bekerja sama dengan negara ketiga.
"Situasinya semakin tegang, jadi kami akan tetap waspada untuk melindungi warga negara kami," kata Iwaya, seraya menyerukan pihak-pihak yang bertikai untuk menahan diri.
Malaysia "sangat menyarankan" warganya untuk segera meninggalkan Iran. Pemerintah terus memantau situasi melalui kedutaan besar Malaysia di Teheran, menurut laporan The Star.
"Upaya ini ditingkatkan setelah tindakan agresi rezim Israel terhadap Iran pada 13 Juni yang memperburuk ketegangan di kawasan," kata Kemlu Malaysia.
Pemerintah Thailand siap mengevakuasi warga negaranya dari Israel jika konflik memburuk, Nation Thailand melaporkan.
Baca juga: Ketegangan meningkat, Thailand siap evakuasi warganya dari Israel
Sekitar 40.000 warga Thailand saat ini tinggal di Israel, sebagian besar adalah pekerja perkebunan yang ditempatkan lewat program tenaga kerja pemerintah. Sekitar 300 warga Thailand tercatat berada di Iran.
“Pemerintah telah menyiapkan semua langkah yang diperlukan untuk membantu pekerja Thailand,” kata Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra.
Dia menambahkan bahwa Angkatan Udara Thailand telah menyiapkan pesawat militer untuk kemungkinan evakuasi.
Bangladesh juga menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan sekitar 400 warganya di Iran. Menurut Kemlu Bangladesh, "upaya sedang dilakukan untuk menjamin evakuasi mereka secara aman."
Sementara itu, pemerintah RI menyatakan terus memonitor perkembangan untuk memastikan warga negara Indonesia (WNI) di Iran dalam kondisi aman.
Baca juga: Iran nyatakan siap bantu proses evakuasi WNI
"Kita harus berkoordinasi ya, terutama saya dengan Pak Menlu terus berkoordinasi untuk memonitor saudara-saudara kita yang di Iran, untuk memastikan saudara-saudara kita aman di sana," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi pada Selasa.
Sebelumnya dikabarkan, puluhan WNI tertahan di Israel, Yordania, dan Iran sejak akhir pekan lalu. Mereka terdiri dari 42 peziarah di Israel, delapan jamaah haji di Yordania, dan dua peziarah di Iran.
"Para WNI yang melakukan perjalanan singkat tersebut terdampar karena tutupnya wilayah udara dan terhentinya penerbangan,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu Judha Nugraha dalam pernyataan pada Senin.
Dia memastikan bahwa para WNI tersebut telah mendapat bantuan dari KBRI Amman dan KBRI Teheran.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat sejak Jumat (13/6), ketika Israel meluncurkan serangan udara terkoordinasi ke berbagai lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal ke wilayah Israel.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pemerintah terus monitor untuk pastikan kondisi WNI di Iran aman
Baca juga: Puluhan WNI tertahan di Israel, Yordania, Iran imbas eskalasi konflik
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.