Jakarta (ANTARA) - Kampanye digital #HersforHer menggalakkan kebiasaan menstruasi yang sehat dengan menyasar langsung akar permasalahan di tengah masyarakat.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dr. Yohana Joni, Sp.OG, menjadi salah satu suara dalam kampanye ini, mengatakan masih banyak perempuan, terutama di area perdesaan, mengganti pembalut kurang dari dua kali sehari.

"Kendati menstruasi merupakan siklus normal organ reproduksi wanita, namun jika tidak ditangani dengan benar, darah menstruasi dapat menjadi tempat tumbuh bakteri," kata Yohana dalam siaran pers #HersforHer, Rabu.

Yohana mengingatkan, "Kebiasaan menstruasi yang tidak sehat dapat menyebabkan iritasi hingga infeksi saluran kemih karena darah menstruasi dapat menjadi tempat tumbuh bakteri jika tidak ditangani dengan benar".

Baca juga: Mengenal arti warna darah haid: Dari merah muda hingga abu-abu

Kiat penting dalam merawat area kewanitaan, yang disosialisasikan dalam kampanye digital #HersforHer, meliputi kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut, mengganti pembalut secara rutin setiap empat sampai enam jam untuk mencegah infeksi.

Selanjutnya, menjaga area kewanitaan tetap kering dan bersih, serta selalu memilih pembalut yang berkualitas, aman, dan memiliki kandungan antibakteri alami.

Sebagai puncak inisiatif, kampanye #HersforHer memfasilitasi penyerahan 2.003 pak produk pembalut alami kepada remaja perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara seremonial dibuka langsung oleh Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit, di Aula Paroki Kumba, Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa (17/6).

Baca juga: Penyebab dan cara mengatasi darah haid yang keluar terlalu banyak

Donasi pembalut ini merupakan hasil partisipasi lebih dari 2.000 perempuan Indonesia dalam kampanye digital #HersforHer, yang menunjukkan semangat solidaritas antar perempuan.

Produk pembalut natural daun sirih yang disumbangkan dalam kampanye itu dirancang dengan lapisan yang membantu mencegah pertumbuhan bakteri, daya serapnya cepat, dan telah teruji serta diformulasikan untuk meminimalkan risiko reaksi alergi atau iritasi kulit, terutama pada kulit sensitif, menurut Vania Harista, Senior Brand Manager dari perusahaan penyedia produk kebersihan pribadi, Wings Care.

Manajer Kerja sama Korporat Yayasan Plan International Indonesia (YPII) Natalia Trita Agnika mengatakan bahwa inisiatif yang dilakukan secara kolaborasi itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas akses layanan kesehatan yang layak bagi perempuan.

Baca juga: Kiat jaga kebersihan tubuh untuk cegah infeksi selama menstruasi

Inisiatif itu dibuat dalam rangka Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia (Menstrual Hygiene Day) yang diperingati pada 28 Mei, sekaligus menjawab tantangan literasi dan akses yang masih ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.

Data YPII tahun 2018 menunjukkan literasi kesehatan reproduksi di Indonesia masih rendah; sebanyak 63 persen orang tua di Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur tidak pernah menjelaskan menstruasi kepada anaknya.

Di samping itu, lebih dari 50 persen anak perempuan di Nusa Tenggara Timur belum mendapatkan akses kebersihan menstruasi yang layak.

Baca juga: Ketahui penyebab perdarahan menstruasi berat dan penanganannya

Baca juga: Dokter kandungan ungkap 1 dari 4 perempuan berpotensi terkena PMB

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.