Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin), memusnahkan sebanyak 17,2 ton barang sitaan berupa jeroan hewan sapi jenis limpa dari negara Australia yang tidak memenuhi aturan kekarantinaan.
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean dalam konferensi pers di Tangerang, Banten, Rabu menyampaikan bahwa dari belasan ton limpa ini disita pihaknya setelah diketahui tercampur dalam jeroan impor yang diterima oleh salah satu perusahaan di Kabupaten Tangerang.
"Jadi yang pertama tidak sesuai dengan dokumen. Tadi di dokumen itu harusnya barang lidah dan tenggorokan, tapi ternyata di situ ada limpa," jelasnya.
Ia mengatakan, dengan penemuan barang pangan impor ini pihaknya langsung mengambil tindakan untuk mencegah adanya penularan penyakit hewan di Indonesia seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) hingga Antraks.
"Organ limpa berkumpul semua penyakit-penyakit, tergantung jenis jeroannya. Kalau di sini isu penyakit PMK, penyakit LSD, antraks juga. Kalau di babi ada ASF," ujarnya.
Dalam pemusnahan tersebut, tim Barantin melakukanya dengan cara dibakar ke dalam insinerator/mesin pembakaran bersuhu tinggi sebagai menghilangkan penyakit dari organ hewan tersebut.
Lebih lanjut, dikatakan dia, Barantin juga akan melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan unsur kesengajaan, yang dilakukan perusahaan terhadap kasus limpa yang tercampur jeroan dalam paket impor itu.
"Nanti kami akan pastikan seperti apa sih yang terjadi di Australia itu ya. Apakah ini memang ada ketidaktahuan juga di sana, dianggapnya sama semua yang dimaksud ini, atau memang bagaimana, nanti kami lihat," paparnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan negara-negara mitra untuk tidak melakukan kegiatan importir pangan yang dilarang di Indonesia.
"Semua negara sudah kita sampaikan barang-barang mana yang hanya boleh masuk ke Indonesia, sudah kita sampaikan. Jadi semua negara, bukan hanya Australia. Semua negara kita sampaikan informasi ini. Dan saya pikir proses edukasi ini akan terus kita jalankan," kata dia.
Baca juga: Anggota DPR apresiasi Barantin terkait ekspor durian ke China
Baca juga: Barantin: China resmi buka akses ekspor durian beku asal Indonesia
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.