Sebenarnya kami hanya akan memberikan subsidi atau potongan harga

Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan program BPJS untuk hewan bukan iuran seperti skema yang berlaku bagi manusia, melainkan berbentuk subsidi (pemotongan) harga.

"Sebenarnya kami hanya akan memberikan subsidi atau potongan harga, terutama bagi masyarakat Jakarta yang mempunyai hewan peliharaan yang dari latar belakang ekonomi tidak mampu,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pramono minta Dinas KPKP tambah Puskeswan di Jakarta

Ia juga menyebutkan skema teknis BPJS hewan yang di sebutkan oleh Anggota Komisi C DPRD Jakarta Fraksi PDI-P Hardiyanto Kenneth sebelumnya bukan seperti skema BPJS manusia.

"Beliau menyebut kalimat BPJS hewan mungkin hanya berupa ungkapan, karena kalimat BPJS ini memang mudah di terima oleh masyarakat," kata Hasudungan

Hasudungan menjelaskan sistem subsidi tersebut akan berlaku saat pemilik membawa hewan peliharaannya untuk diperiksa di pusat kesehatan hewan (puskeswan).

Baca juga: Jakarta butuh Puskeswan bukan pulau kucing

Namun, ia juga menegaskan usulan ini masih dalam tahap perencanaan awal dan masih memerlukan kajian komprehensif sebelum diimplementasikan.

"Sebelum direalisasikan, Dinas KPKP akan mempersiapkan sarana prasarana terlebih dahulu. Seperti menambah puskeswan di lima kotamadya di Jakarta, karena untuk saat ini Jakarta baru memiliki dua puskeswan, yakni di Ragunan, Jakarta Selatan dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur," ucapnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD Jakarta Fraksi PDI-P Hardiyanto Kenneth mendorong wacana layanan BPJS hewan untuk pemilik yang kurang mampu. Sebab, ia menilai tidak semua pemilik hewan di Jakarta memiliki kondisi ekonomi yang memadai.

Baca juga: Legislator sebut Puskeswan Jakarta sudah berbenah lebih baik

"Tidak semua pemilik hewan berlatar belakang dari kalangan mampu. Kadang yang mereka rescue kucing atau anjing liar, biasanya mereka juga akan merawatnya. Mereka adalah garda terdepan dalam bantuan pada hewan domestik,” kata Kenneth.

Ia menyebut layanan BPJS hewan nantinya akan terintegrasi dengan sistem identifikasi peliharaan melalui microchip yang bertujuan untuk pendataan. Kenneth berharap Puskeswan Ragunan menjadi barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia. Sebab, Puskeswan Ragunan dinilai telah memiliki kemajuan pelayanan yang signifikan.

“Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” tutupnya.

Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.