Tangerang (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TBC sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
"Jangan ragu untuk lapor dan periksa ke faskes (fasilitas kesehatan). Bila memiliki gejala yang mirip TBC, maka bisa segera diatasi agar tak menyebar. Hilangkan rasa malu itu. Pengobatan ini gratis," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara Gerakan Bersama Kelurahan Siaga TBC Kota Tangerang di GOR Kecamatan Benda di Tangerang, Provinsi Banten, Rabu.
Ia menekankan kepada semua pihak untuk ikut terlibat aktif menghilangkan stigma negatif tentang kasus TBC dan mengajak penderita mengikuti pendampingan pengobatan oleh kader hingga sembuh karena layanan yang diberikan gratis.
"Mari bantu pemerintah hilangkan stigma negatif tentang kasus TBC. Penyakit ini bisa disembuhkan. Silakan datang ke faskes terdekat untuk bisa diobati melalui pendampingan oleh kader," katanya.
Baca juga: Kemenkes pantau delapan desa perintis siaga TBC hingga Agustus 2025
Ia menjelaskan Indonesia saat ini berada di urutan kedua dunia kaitan kasus tertinggi TBC. Stigma negatif tentang TBC bisa semakin sulit bagi pemerintah dalam mengatasinya. Hal ini karena informasi yang tak benar membuat penderita malas datang ke puskesmas.
Pemerintah sedang gencar melakukan kampanye dan menentukan daerah sebagai contoh dalam keberhasilan penanganan TBC, seperti Kota Tangerang.
"Karena target penurunan kita di 2023 mencapai 50 persen," katanya.
Upaya pemerintah dalam penanganan kasus TBC dengan mengintegrasikan semua pihak dalam satu visi yang sama, yakni menurunkan dan mencegah penyebaran TBC.
Program muatan lokal yang dijalankan sejumlah daerah saat ini sudah efektif dan akan diperluas ke kabupaten/kota lainnya sehingga penanganan TBC semakin efektif.
Kader sebagai garda terdepan harus terus aktif menyosialisasikan dan mengajak masyarakat memperhatikan mengenai pentingnya pengobatan TBC.
"Pendampingan kader untuk pengobatan penderita selama enam bulan bukan hal yang mudah. Ini jadi perjuangan sangat penting dan perhatian pemerintah tentunya," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah mencanangkan Active Case Finding atau mencari kasus TBC selama satu tahun untuk menemukan kasus sebanyak mungkin.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni mengatakan untuk mendukung program tersebut, pemkot telah menyediakan aplikasi Ransel TBC untuk masyarakat melakukan skrining mandiri.
Selain itu, petugas melakukan pemeriksaan kepada terduga dengan menggunakan rontgen mobile. Setelah itu, akan dilakukan tes lagi dengan tes cepat molekuler untuk memastikan hasilnya.
"Jika ditemukan positif, maka akan dilakukan pengobatan hingga sembuh," kata dia.
Baca juga: Kota Tangerang jadi percontohan penanganan TBC
Baca juga: RI perkuat "Fellowship" TB guna atasi kekurangan dokter spesialis paru
Baca juga: Menkes: Desa Klapanunggal contoh partisipasi publik dalam eliminasi TB
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.