Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengungkapkan ditemukan sebanyak 1.323.459 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengalami gagal transfer dana bantuan sosial yang diduga karena berbagai kendala teknis, seperti rekening tidak aktif dan perbedaan data.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, Saifullah menjelaskan bahwa pihaknya tengah menelusuri penyebab pasti kegagalan transfer tersebut dengan berkoordinasi bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Badan Pusat Statistik (BPS), termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

“Kalau rekeningnya tidak aktif, atau ada perbedaan antara nama dan nomor rekening, tentu tidak bisa disalurkan,” kata dia.

Baca juga: Mensos: Waspada penipuan berkedok pendaftaran bansos

Kemensos akan melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap data 1,3 juta KPM tersebut, karena mayoritas sempat menerima bantuan pada triwulan pertama, namun kini diduga terkendala validitas rekening.

Menteri yang akrab disapa Gus Ipul itu juga menegaskan bahwa jika ditemukan indikasi penyalahgunaan rekening atau ketidaksesuaian dengan data penerima yang sah, bantuan akan dicabut.

“Jika memang tidak sesuai dengan data, ya pasti akan kita cabut,” ujarnya.

Baca juga: Mensos: Penyaluran bansos selama ini belum tepat sasaran

Kemensos meminta masyarakat yang merasa belum menerima bantuan untuk melapor melalui kanal resmi seperti aplikasi "Cek Bansos", pendamping sosial, dinas sosial daerah, atau BPS setempat dengan menyertakan bukti pendukung.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.